Pro dan Kontra Penggunaan Masker di Finlandia
Berita Baru, Internasional – Dua otoritas kesehatan utama Finlandia, yaitu Kementerian Kesehatan Finlandia dan Institute for Health and Welfare (THL) saling silang pendapat mengenai penggunaan masker sebagai upaya melawan virus korona.
Stasiun televisi Finlandia Yle, menyatakan bahwa silang pendapat dan perdebatan itu telah memanas. Di satu sisi, ada banyak orang yang mengikuti saran dan anjuran direktur THL, Markku Tervahauta, bahwa setiap orang harus mengenakan masker di tempat-tempat publik.
Tervahauta mendasarkan rekomendasinya pada gagasan bahwa orang yang mengenakan masker biasa akan melindungi masyarakat dari penyebaran COVID-19. Meskipun, pada saat yang sama, Tervahauta sendiri mengakui bahwa ada pendapat yang berbeda tentang kemanjuran memakai masker wajah dari bahan kain atau bukan, bahkan di antara para ahli THL sendiri.
Namun, berbeda dengan pendapat Tervahauta, sekretaris tetap Kementerian Sosial dan Kesehatan Finlandia, Kirsi Varhila, dengan tegas mengatakan bahwa kementerian tidak merekomendasikan orang-orang di Finlandia untuk memakai masker di tempat-tempat publik.
“Jika Anda memiliki gejala atau curiga bahwa Anda mungkin tertular virus, ada baiknya Anda memakai masker agar Anda tidak menulari orang lain. Tetapi jangan menganggap itu [memakai masker] berarti melindungi diri Anda dari infeksi,” ujar Varhila.
Lebih lanjut, Varhila mengatakan bahwa masker dari bahan kain dapat memperburuk kondisi pernapasan tertentu, seperti asma, beberapa penyakit paru dan kardiovaskular. Selain itu, katanya, masker kain membawa risiko penularan.
“Ketika Anda mengenakan masker, kemungkinan Anda menyentuh wajah Anda lebih besar. Ini berarti bahwa jika Anda memiliki virus di tangan Anda, maka ini membuat Anda semakin besar kemungkinannya untuk tertular,” imbuh Varhila.
Masker bedah menawarkan perlindungan yang lebih baik daripada masker wajah. Tetapi persediaan masker bedah terbatas. Petugas layanan kesehatan harus memiliki akses prioritas untuk mendapatkan masker bedah.
Terkait persedian masker dan alat pelindung diri di Finlandia, Direktur Hospital District of Helsinki and Uusimaa (HUS), Juha Tuominen memastikan bahwa ada cukup banyak alat pelindung diri (APD) di Finlandia, setidaknya dalam jangka pendek dan menengah.
Pada kenyataannya, kontroversi penggunaan masker di tengah pandemi virus korona tidak hanya terjadi di Finlandia saja. Tetapi terjadi juga di skala internasional.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa telah memberi “lampu hijau” pada pemakaian masker. Mereka menunjukkan bahwa masker itu hanya boleh digunakan oleh mereka yang telah dites positif COVID-19, atau mereka yang merawat orang sakit.
Namun, wajib menggunakan masker, baik bagi yang sehat maupun yang sudah tertular, sudah berlaku di mana-mana. Misalnya di Cina dan negara-negara Asia lainnya seperti Korea Selatan dan Jepang. Beberapa provinsi dan kota di Cina telah memberlakukan kebijakan memakai masker wajah di tempat umum.
Kanselir Jerman, Angela Merkel juga menyarankan warga negaranya untuk wajib mengenakan masker saat berada di tempat umum.
Sebaliknya, Ahli Bedah Umum AS menyarankan orang yang sehat agar tidak membeli dan memakai masker. Alasannya adalah karena pentingnya menjaga ketersediaan masker medis dan APD lainnya bagi petugas medis
Penggunaan masker wajah secara umum di masyarakat juga mulai kecewa. Mereka banyak berpendapat bahwa masker wajah tidak memberikan perlindungan yang efektif terhadap infeksi virus korona.
Sejauh ini, pandemi global COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 2 juta, setengah juta lebih dinyatakan sembuh dan mengakibatkan 130.000 kematian.
Di Finlandia sendiri, jumlah kasus COVID-19 menunjukkan angka 3.237, dan 72 orang meninggal. Namun, THL memperingatkan bahwa jumlah kasus mungkin berpotensi lebih tinggi, karena semua kasus yang dicurigai masih belum diuji.
Sumber | Sputnik News |