Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Jokowi
Presiden saat memberikan arahan mengenai upaya mengenai upaya peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2020 di Istana Negara (foto:setneg)

Presiden Tidak Akan Mentoleransi TNI Polri Yang Tidak Bisa Atasi Karhutla di Wilayahnya



Berita Baru, Jakarta – Presiden Joko Widodo menegaskan pihaknya tidak akan memberikan toleransi bagi aparat TNI dan Polri yang tidak bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah kerjanya.

Aturan ini ditegaskan kembali oleh Presiden saat memberikan arahan mengenai upaya mengenai upaya peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2020 di Istana Negara, Kamis (06/1).

“Khusus untuk TNI dan Polri yang wilayahnya ada kebakaran besar, hati-hati Pangdamnya, Kapoldanya, Danremnya, Dandimnya, dan Kapolresnya. Pasti saya telepon Panglima dan Kapolri kalau ada kebakaran di wilayah kecil (jadi) agak membesar. Saya tanya pasti Dandimnya sudah dicopot belum?” ungkap Presiden.

Presiden menegaskan jika kasus karhutla semakin membesar lagi, pihaknya akan langsung menanyakan kepada Pangdam dan Kapoldanya sudah diganti apa belum?.

“Ini aturan main sejak 2016 dan berlaku sampai sekarang,” ujar Presiden.

Lebih lanjut, Presiden mengintruksikan agar apabila ditemukan titik api sekecil apapun, maka semua pihak terkait diminta untuk sesegra mungkin memadamkan titip api sebelum api tersebut membesar.

Saat ini pemerintah sebenarnya sudah memiliki infrastuktur da instrumen hingga ke tingkat bawah guna menangani hal tersebut.

“Kita punya Babinsa, Babinkamtibmas, beri tahu mereka. Gubernur, bupati, wali kota, ada kepala desa, beri tahu mereka. Instrumen dan infrastruktur kita ada. Sehingga sekali lagi kalau ada api sekecil apapun segera padamkan, jangan sampai meluas dan sulit diselesaikan,” kata Presiden.

Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan

Kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada 2015 dan tahun-tahun sebelumnya telah menimbulkan kerugian yang besar bagi negara. Hal ini yang tidak diinginkan terjadi kembali oleh Presiden.

“Kebakaran ini sudah puluhan tahun lalu terjadi. Betapa berjuta hektare telah terbakar. Di dalam pengalaman saya, 2015 itu betul-betul sebuah kebakaran besar. Saat itu 2,5 juta hektare lahan kita terbakar baik lahan gambut maupun hutan,” kata Presiden.

“Kita tidak ingin seperti kebakaran di Rusia mencapai 10 juta (hektare), di Brazil 4,5 juta, di Bolivia 1,8 juta, di Kanada 1,8 juta, dan terakhir kita tahu kebakaran besar terjadi di Australia. Informasi yang saya terima sebulan lalu 6 juta, tapi tadi pagi saya cek sudah 11 juta,” imbuhnya