Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Peru Dina Boluarte. Foto: Twitter @whuachasi.
Presiden Peru Dina Boluarte. Foto: Twitter @whuachasi.

Presiden Peru Meminta Maaf Atas Puluhan Kematian dalam Unjuk Rasa, Tapi Menolak Mengundurkan Diri



Berita Baru, Lima – Presiden Peru Dina Boluarte meminta maaf atas puluhan kematian dalam unjuk rasa yang pecah di seluruh negeri dalam beberapa pekan terakhir, tapi bersikeras bahwa dia tidak akan mundur.

Hal itu disampaikan Boluarte saat berbicara kepada masyarakat Peru dalam pidato larut malam pada hari Jumat (13/1). Dalam pidato itu, ia menyesalkan kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 40 orang sejak Desember dan melukai ratusan polisi lainnya. dan demonstran.

Sebagian besar pengunjuk rasa selama bentrokan dengan pasukan keamanan, tetapi juga ada seorang petugas polisi yang dibakar hidup-hidup di dalam kendaraan.

“Beberapa suara yang datang dari faksi kekerasan dan radikal meminta pengunduran diri saya, memprovokasi penduduk ke dalam kekacauan, kekacauan dan kehancuran,” kata Boluarte dalam pidatonya.

“Saya tidak akan mengundurkan diri. Komitmen saya bersama Peru,” katanya.

“Saya tidak bisa berhenti mengulangi penyesalan saya atas kematian orang Peru dalam protes ini,” katanya. “Saya minta maaf atas situasi ini.”

Unjuk rasa telah menghantui negara Amerika Selatan itu sejak mantan Presiden Pedro Castillo dicopot dari jabatannya pada Desember dan ditahan setelah dia mencoba membubarkan Kongres secara ilegal.

Dia digantikan dalam posisi presiden oleh Boluarte, yang merupakan wakil presiden.

Boluarte juga menolak kemungkinan mengadakan majelis konstitusi seperti yang diminta oleh pengunjuk rasa.

Alasan itu didasarkan pada kompleksitas birokrasi seperti yang dialami tetangganya, Chili, dalam menyusun dan menyetujui konstitusi baru.

“Itu tidak bisa terjadi dalam semalam,” katanya.

Pendukung mantan presiden Castillo telah berbaris dan memblokade jalan-jalan di seluruh negeri selama berminggu-minggu, menuntut diadakannya pemilu baru dan agar Boluarte mundur.