Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Museveni Tegaskan Sekolah Uganda Akan Dibuka Kembali pada Januari. Foto: Getty/Al Jazeera.
Presiden Museveni Tegaskan Sekolah Uganda Akan Dibuka Kembali pada Januari. Foto: Getty/Al Jazeera.

Presiden Museveni Tegaskan Sekolah Uganda Akan Dibuka Kembali pada Januari



Berita Baru, Kampala – Presiden Uganda Yoweri Museveni mengatakan sekolah-sekolah yang ditutup sejak Maret 2020 karena pandemi virus corona, akan dibuka kembali awal tahun depan terlepas dari tingkat vaksinasi yang saat ini rendah.

“Diberitahukan bahwa sekolah akan dibuka pada Januari dan perekonomian lainnya akan dibuka pada bulan yang sama,” kata Museveni, Kamis (28/10), dilansir dari Al Jazeera.

“Vaksinasi adalah kunci untuk membuka kembali perekonomian,” katanya, meskipun dari 45 juta penduduk Uganda yang divaksin masih di bawah 3 juta.

Warga Uganda telah menunjukkan keengganan untuk melakukan vaksin sejauh ini meskipun Museveni menyatakan bahwa saat ini pemerintah Uganda menyediakan 4,7 juta vaksin dan 23 juta dosis lagi diharapkan ada pada akhir tahun.

“Pada akhir Desember 2021, 12 juta orang seharusnya sudah divaksinasi,” perkiraan Museveni, termasuk orang-orang rentan dan pekerja kesehatan dan pendidikan.

Museveni, yang berkuasa sejak 1986, mendesak warga Uganda untuk “berjalan ke pusat kesehatan atau digendong ke sana … naik ojek, naik sepeda atau naik kendaraan dan diimunisasi”.

“Bahkan jika Anda tidak keluar untuk vaksinasi, kami akan membuka sekolah dan ekonomi,” katanya.

“Jika ada yang salah, tanggung jawab moral ada di tangan Anda,” tegasnya.

Museveni bulan lalu mencabut sebagian besar pembatasan terkait COVID-19 di Uganda, yang telah mencatat lebih dari 3.000 kematian akibat virus tersebut, namun ia masih menutup sekolah.

Beberapa siswa telah mengambil pekerjaan untuk menghidupi keluarga mereka untuk bisa bertahan selama pandemi.

“Kadang-kadang Anda mendapatkan sedikit uang seperti … 10.000 shilling ($2,80),” kata Mathias Okwako, 17 tahun, yang bekerja di sebuah tambang emas di Uganda timur.

Siswa lain khawatir mereka mungkin tidak akan pernah mengejar pekerjaan sekolah yang mereka lewatkan.

“Tetap di rumah, terkadang Anda bahkan tidak memiliki moral untuk membaca buku. Terkadang Anda lupa apa yang mereka ajarkan di sekolah,” kata Annet Aita, 16 tahun.

Dengan karir mereka yang tertunda, banyak guru juga beralih ke pekerjaan lain untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Beberapa mengatakan mereka tidak berniat untuk kembali ke kelas di tengah keraguan mereka akan mampu mencari nafkah dengan banyak sekolah yang terlilit hutang. Beberapa institusi telah beralih fungsi menjadi hotel atau restoran.