Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Korsel Ingatkan Gelombang Kedua Covid-19
(Foto: Islampos)

Presiden Korsel Ingatkan Gelombang Kedua Covid-19



Berita Baru, Internasional — Korea Selatan (Korsel) mengingatkan kemungkinan gelombang kedua coronavirus. Peringatan tersebut datang ketika infeksi COVID-19 di Korsel melonjak ke level tertinggi dalam satu bulan, tepat saat Seoul mulai sedikit melonggarkan peraturan pembatasannya.

“Hal ini masih belum berakhir,” kata Presiden Korsel, Moon Jae-in pada sebuah pernyataan yang disiarkan secara nasional, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (10/5).

Moon Jae-in juga menerangkan bahwa sebuah cluster baru menunjukkan bahwa virus bisa menyebar secara luas kapan saja dan mengingatkan gelombang kedua mungkin bisa terjadi di akhir tahun 2020 ini.

“Kita jangan sampai kehilangan kewaspadaan atas pencegahan pandemi COVID-19 ini. Saat ini, kita berada dalam perang yang cukup panjang. Saya meminta kepada orang-orang agar tetap mematuhi tindakan pencegahan dan peraturan keselamatan hingga kondisinya normal, bahkan setelah melanjutkan kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Moon juga menerangkan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) akan diberikan wewenang yang lebih besar sebagai bagian dari perjuangan jangka panjang, dan dinamai Administrasi Pengendalian Penyakit dan Pencegahan guna mencerminkan posisi yang ditingkatkan.

Di samping itu, KDCC melaporkan 34 infeksi baru, tertinggi sejak tanggak 9 April. Infeksi baru itu ditemukan setelah adanya seorang pemuda, yang dites positif COVID-19, mengunjungi klub malam di Seoul. Terang KDCC, setidaknya ada 24 infeksi baru yang ditularkan di dalam negeri dan memiliki kontak dengan pemuda tersebut.

KCDC melanjutkan laporannya, bahwa saat ini, para pejabat telah melakukan pelacakan pada sekitar 1.900 orang  yang pergi ke klub malam, yang bisa ditingkatkan menjadi 7.000.

Pihak berwenang meminta kepada siapa pun yang ada di sana pada Minggu lalu untuk melakukan isolasi (karantina) mandiri selama 14 hari dan melakukan tes.

“Kasus itu sekali lagi menunjukkan bahwa penyebaran virus yang cepat serta daya menular yang tinggi. Saat ini, kami sedang berjuang melawan waktu untuk melakukan pencegahan transmisi tambahan, terutama di komunitas lokal,” terang direktur KCDC, Jeong Eun-kyeong.