Presiden Jokowi Lepas Ekspor ke Pasar Global Senilai Rp 23,75 Triliun
Berita Baru, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi melepas produk ekspor Indonesia senilai US$ 1,64 miliar atau setara Rp 23,75 triliun pada Jumat, 4 Desember 2020. Terdapat 133 perusahaan terlibat dalam acara tersebut.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam acara Pelepasan Ekspor ke Pasar Global Tahun 2020 yang disiarkan secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, 4 Desember 2020.
“Dengan mengucap Bismillah saya resmikan kegiatan pelepasan ekspor dari negara Indonesia yang bernilai tambah dan berdaya saing ke pasar global pada hari ini,” kata Jokowi, Jumat (4/12).
Jokowi mengingatkan, bahwa pelepasan produk ekspor ini tidak hanya dijadikan seremonial, namun harus menjadi momentum yang berkelanjutan, sehingga nilai ekspor produk Indonesia terus meningkat.
Menurut Jokowi, salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional adalah peningkatan ekspor. Menurutnya, perbaikan perekonomian bukan hanya dapat membantu pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, tetapi juga untuk menghasilkan devisa dan mengurangi defisit transaksi berjalan..
Jokowi mengatakan, di situasi pandemi dan perekonomian global yang sedang lesu saat ini tentu berdampak pada pasar ekspor yang juga pasti menurun. “Namun, kita tidak boleh menyerah, kita harus lebih jeli melihat peluang pasar ekspor yang masih terbuka lebar di negara-negara yang juga sekarang ini sedang mengalami pandemi,” ujarnya.
“Potensi kita masih sangat besar dari sisi keragaman produk komoditi dari sisi kreatifitas dan kualitas dari sisi volume dan tujuan negara ekspor kuncinya proaktif dan jangan pasif,” lanjut Jokowi.
Jokowi menyebut, ekspor Indonesia periode Januari-Oktober 2020 mengalami surplus US$ 17,07 miliar, yang didominasi komoditas kopi, garmen, home decor, furniture, perikanan dan makanan-minuman.
Namun demikian, Jokowi mengimbau agar tidak boleh cepat puas atas capaian saat ini karena potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih banyak dan masih sangat besar. “Kita juga masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam mengangkat peluang ekspor,” ujar Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi meminta agar segera dilakukan percepatan negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), terutama dengan negara-negara yang potensial yang menjadi pasar produk-produk ekspor Indonesia.
Kemudian, ia juga meminta berbagai perjanjian perdagangan yang sudah ada segera dioptimalkan, “sambil terus mencari pasar pasar baru di negara non tradisional, sehingga pasar ekspor nasional semakin luas,” tandas Jokowi.