Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Jokowi Harap Kerjasama Internasional di Luwu Timur Tingkatkan Kesejahteraan
Presiden Jokowi meresmikan Taman Kehati Sawerigading Wallacea, di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (30/3). (Foto: BPMI Setpres)

Presiden Jokowi Harap Kerjasama Internasional di Luwu Timur Tingkatkan Kesejahteraan



Berita Baru, Jakarta – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik kerja sama yang telah disepakati oleh perusahaan di Kabupaten Luwu Timur dengan sejumlah negara yaitu Brasil, Tiongkok, dan Amerika Serikat.

Presiden berharap kerja sama tersebut akan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan.

“Di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan akan ada kerjasama empat negara yang kedepannya kita harapkan memberikan kontribusi kepada PNBP di provinsi, di kabupaten, dan memberikan efek kesejahteraan kepada masyarakat. Itu yang kita inginkan,” kata Presiden Jokowi.

Hal itu disampaikan kepala negara dalam sambutannya saat  meresmikan Taman Kehati Swerigading Wallacea di PT Vale Indonesia, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (30/3), sebagaimana dikutip dari keterangan BPMI SETPRES.

Presiden menilai sejumlah perusahaan yang tergabung dalam kerja sama tersebut terdiri atas perusahaan-perusahaan raksasa di dunia. Presiden berharap kerja sama tersebut dapat meningkatkan perekonomian di tanah air, khususnya di Sulsel.

“Kita harapkan efek ekonomi terhadap provinsi maupun terhadap negara kita nanti akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” tuturnya.

Selanjutnya, Presiden pun menekankan alasan perusahaan-perusahaan tersebut tertarik untuk masuk ke Indonesia. Presiden menjelaskan bahwa salah satunya adalah karena Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.

“Ini yang perlu kita ingat bahwa cadangan nikel negara kita Indonesia adalah yang terbesar, nomor 1 di dunia, 25 persen cadangan nikel itu ada di negara kita. Itu kekuatan kita dan kita tidak ingin nikel itu habis karena diekspor mentahan bertahun-tahun,” katanya.

“Oleh sebab itu sejak 2020 saya stop, enggak boleh ekspor dalam bentuk mentahan lagi, tapi harus barang setengah jadi atau barang jadi,” ucap Presiden.