Presiden Barcelona: European Super League Untuk Menyadarkan Sepak Bola Eropa
Berita Baru, Sepakbola – Presiden Barcelona, Joan Laporta, menyatakan jika wacana-wacana pembentukan European Super League masih ada. Hal ini dilakukan untuk menyadarkan sepak bola Eropa.
Demikian itu dikatakan oleh Joan Laporta saat berkunjung ke Jenewa dalam rangka menjalin kerja sama dengan UNHCR, menyebut European Super League belum mati. Ia menyatakan, setidak-tidaknya kehadiran wacana kompetisi ini menjadi alat negosiasi dengan UEFA untuk perbaikan Liga Champions.
“Untuk sekarang kami tak punya format kompetisi buat Super League. Ini proses yang panjang, tapi ini hadir untuk membuat Eropa sadar bahwa ada klub-klub milik negara yang mengubah kompetisi,” ungkap Joan Laporta seperti yang diberitakan Sport.
Ia menambahkan bahwa wacana pembentukan European Super League ini tentu akan berseberangan dengan UEFA. Walau demikian, hal itu menjadi bahan pertimbangan dalam bernegosiasi demi kebaikan sepak bola Eropa.
“Ada keinginan penuh untuk bernegosiasi dengan UEFA dan saya rasa pada akhirnya segala ketidaksesuaian akan diluruskan dan dialog akan terjalin,” pungkasnya.
European Super League memicu polemik pada April tahun lalu. Kala itu 12 klub top Eropa mendeklarasikan berdirinya kompetisi baru untuk menandingi Liga Champions.
Dari 12 klub tersebut, enam di antaranya dari Inggris yakni Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur. Tiga klub lainnya dari Italia yakni Juventus, Inter Milan, dan AC Milan.
Sementara tiga klub sisanya merupakan raksasa-raksasa Spanyol: Atletico Madrid, Barcelona, dan Real Madrid. Tapi gelombang protes dan tekanan dari pemerintah-pemerintah tempat klub-klub tersebut bernaung membuat usia European Super League hanya seumur jagung.
Hanya tiga hari setelah deklarasi, proyek ambisius ini mati. Tapi sejumlah klub kabarnya masih menjaga wacana untuk menggelarnya, di antaranya Barcelona dan Real Madrid.