Prancis Tuduh Rusia Gunakan Pasokan Energi Sebagai Senjata Perang
Berita Baru, Paris – Pada hari Selasa (30/8), Mentri Transisi Energi Prancis Agnes Pannier-Runacher menuduh Rusia menggunakan pasokan energi sebagai senjata perang setelah raksasa gas Rusia Gazprom mengurangi pengiriman ke salah satu utilitas utamanya.
Rusia Grazprom bahkan mengatakan akan menghentikan aliran di sepanjang pipa utama ke Jerman mulai Rabu (31/8).
“Sangat jelas bahwa Rusia menggunakan gas sebagai senjata perang dan kami harus mempersiapkan skenario terburuk dari gangguan pasokan,” kata Agnes Pannier-Runacher, dikutip dari Reuters.
Hal itu disampaikan Agnes di radio France Inter setelah utilitas Prancis Engie mengatakan akan menerima lebih sedikit gas dari Gazprom mulai Selasa karena perselisihan kontrak yang tidak ditentukan.
Rusia memompa gas melalui Nord Stream 1 hanya dengan kapasitas 20% dan ada kekhawatiran bahwa pemadaman minggu ini dapat diperpanjang.
Juru bicara kepresidenan Rusia, Dymitry Peskov mengatakan bahwa sanksi dari Eropa lah menghambat pasokan melalui Nord Stream 1.
“Ada jaminan bahwa, selain masalah teknologi yang disebabkan oleh sanksi, tidak ada yang menghalangi pasokan,” kata Peskov dari Kremlin ketika ditanya apakah ada jaminan bahwa Gazprom akan memulai kembali aliran gas melalui Nord Stream 1.
Pipa Nord Stream 1, saluran utama untuk gas Rusia ke Eropa, telah menjadi titik nyala dalam perang ekonomi antara Rusia dan Uni Eropa.
Eropa sudah mengetahui bahwa pasokan akan berkurang karena Gazprom menutup Nord Stream 1 dari Rabu hingga Jumat untuk pemeliharaan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, pada Senin (29/8), mengatakan bahwa pengurangan dan pemutusan saluran energi tersebut adalah sebuah taktik terorisme ekonomi.
Namun, Rusia menyangkal hal tersebut dan mengatakan memang sanksi dari Uni Eropa lah yang menghambat pasokan energi.
Pemerintah Uni Eropa sedang mencoba untuk menemukan tanggapan terhadap melonjaknya biaya energi untuk bisnis dan rumah tangga dan untuk menemukan alternatif pasokan Rusia untuk disimpan untuk musim dingin.
Negara-negara Barat khawatir bahwa Rusia akan menaikkan harga gas untuk mencoba melemahkan tekad mereka dalam menentang invasi Rusia ke Ukraina.
Para menteri energi Eropa akan mengadakan pertemuan darurat pada 9 September untuk membahas krisis tersebut.