Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Aset Fantastis Afiliator Binary Option.
Aset Fantastis Afiliator Binary Option. (Foto: Twitter @anvie)

Praktisi Blockchain Dapati Aset Fantastis Diduga Milik Afiliator Binary Option



Berita Baru, Jakarta – Praktisi blockchain Robin Syihab menganalisis sebuah anomali transaksi di koin kripto dan ia menemukan fakta-fakta menarik yang mungkin bisa mengungkap tempat persembunyian aset-aset kripto bernilai fantastis tersangka afiliator binary option yang belum disita pihak berwajib.

Robin Syihab membagikan hasil analisisnya tersebut melalui kultwit di akun Twitter pribadinya @anvie, pada Senin, 21 Maret 2022, kemarin. Ia hanya share teknik cara melakukan investigasi di dunia cryptocurrency, yang tentu merupakan ilmu baru dan layak untuk dipelajari.

Dari hasil analisa yang Robin Syihab lakukan, terdapat temuan transaksi yang tidak wajar pada 17 Maret 2022, pukul 21:54 WIB. “Tiba2 ada sebuah transaksi besar pada sebuah aset kripto X yg melejitkan harganya dari Rp.3,000,- ke Rp.17,500,- kurang dari 30 menit,” tulisnya.

Menurut Robin Syihab, bagi yang sudah biasa trading tahu hal tersebut tidak wajar karena aset kripto itu sudah berhari-hari tidak ada pergerakan yang berarti, malah cenderung turun. Namun kemudian naik drastis. “Yang lebih aneh lagi terjadi di tengah santernya informasi negatif terhadap koin tersebut,” jelasnya.

Robin Syihab mengaku, dirinya semakin penasaran “Lalu kemudian saya penasaran, apa yang telah terjadi pada rentang waktu tersebut? Saya coba download data csv token kripto X dari http://etherscan.io, agar bisa diolah secara leluasa di komputer lokal saya,” teranganya.

Dengan menggunakan data csv token kripto X itu Robin Syihab kemudian mengecek akun yang telah melakukan transaksi besar pada rentang waktu kurang dari 30 menit tersebut dengan mengambil ambil top 3-nya, dan mendapatkan beberapa akun.

Dari ketiga akun yang terlihat, menurut Robin Syihab, terdapat satu akun yang menyita perhatian. “Ada akun yang menarik karena melakukan transaksi besar dari dan ke dengan alamat yang sama: 0xee61f5fb0db81d3a09392375ee96f723c0620e07,” jelasnya.

Melihat aktifitas akun tersebut, Robin Syihab semakin penasaran dan menduga ia adalah holder besar dari kripto X tersebut. “Tetapi ketika saya cek di daftar holders, alamat 1 ini bahkan tidak ada di daftar 50 besar holder koin tersebut!,” ungkapnya.

“Jadi sebenarnya alamat 1 ini ngapain? Kalau dilihat aktivitasnya alamat 1 ini melakukan transaksi kecil2 200-700 X setiap beberapa menit secara konsisten, apa tujuannya?,” sambung Robin Syihab.

Untuk menjawab pertanyaan itu, Robin Syihab kemudian mencoba melihat sirkelnya dengan menggunakan Bitquery untuk tracing transaksi masuk dan keluar akun tersebut.

Ia menemukan 2 alamat lain yang juga mencurigakan, yaitu alamat 2: 0x00343217b01188388c0e3242278231ace35e1b61 dan alamat 3: 0x3c02290922a3618a4646e3bbca65853ea45fe7c6.

“Sampai sini telah ditemukan 3 alamat mencurigakan yang terelasi terhadap alamat 1, pasti penasaran kan itu alamat isinya apa? Kalau kita cek di eterschan, 3 alamat tersebut memiliki koleksi aset digital bernilai puluhan miliar,” urainya.

Robin Syihab merinci besaran aset dari ketiga aku mencurigakan ini. Alamat 1, memiliki 763 aset senilai $5,458,875 USD atau setara dengan 78 milyar rupiah dengan kurs dolar saat ini. Alamat 2, memiliki aset 241 + 17 (NFT) senilai $3,701,593 USD atau setara dengan 53 milyar rupiah.

Sementara alamat yang ke 3 memiliki 241 + 49 NFT aset digital dengan nilai $8,677,694 USD atau setara dengan 124 miliar rupiah.

“Tetapi apakah 3 alamat tsb adalah fix milik tersangka? Belum tentu bisa jadi itu punya bandar yang memang lagi mainin pasar aja, walaupun aneh bandar beraksi pas tingkat kepercayaan masyarakat pada koin X lagi hancur-hancurnya, uang siapa yg mau dipertaruhkan dengan resiko sebesar itu?,” paparya.

Untuk itu ia mencari tahu lebih dalam guna mendapat petunjuk yang lebih jelas lagi. “Saya yakin salah satu dari 3 alamat tersebut adalah milik tersangka atau yang dititipkan tersangka ke orang lain, karena semua 3 alamat tersebut masih aktif bertransaksi sampai saat ini,” terangnya.

Menurut Robin Syihab dirinya hanya butuh satu konfirmasi lagi, yakni CEX apa yang dipakai tersangka selama ini. Dari sanalah nanti bisa traceback, karena 3 alamat tersebut menggunakan 3 CEX yang berbeda-beda.

“Akhirnya saya cari-cari kapan tersangka pernah share atau tidak sengaja share screenshot wallet-nya, kemudian saya dapat sebuah video dimana tersangka ternyata pernah mamerin pendapatannya di kripto pada tgl 27 desember 2021,” katanya.

“Dari situ saya cari CEX yang punya tampilan berwarna biru seperti itu, memang ada beberapa tetapi yang paling mirip adalah Coinbase dan saya menemukan ada Coinbase di aliran transaksi masuk alamat 1 pada transaksi USDT. Sementara alamat 2 ada Binance, dan alamat 3 ada Indodax,” imbuhnya.

Berdasar gambar graph yang didapat, Robin Syihab mendapati alamat 1 mentransfer sejumlah banyak USDT ke banyak alamat-alamat dormant yang artinya alamat tersebut tidak melakukan aktifitas apapun selain menampung token USDT yang nilainya berkisar antara 17000 – 60000 USDT.

Robin Syihab juga mendapati pada bagian atas dan bawah gambar graph. “Itu bahkan beberapa alamat di level 3 balikin lagi ke alamat transaksi masuk level 2-3. Kemudian ini, disebar ke exchanger yang berbeda-beda setelah setidaknya melewati satu alamat dormant, untuk cash out?,” katanya.

Robin Syihab menambahkan, dirinya menemukan juga kutipan dari salah satu media online terkemuka yang pernah menyebutkan nilai portfolio tersangka sebesar 73,9M, dilihat dari sini maka alamat 1 paling dekat dengan nilai 78M (nilai mungkin naik turun berdasarkan kurs).

“Kesimpulan, saya tidak tahu apakah alamat 1 ini fix milik tersangka atau bukan sekalipun ada indikasi kuat ke arah sana, karena alamat cryptocurrency itu sifatnya pseudonym, siapa orang dibelakangnya hany. Demikian semoga bisa menambah wawasan kita semua. Terimakasih,” pungkasnya