Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Potensi Ekonomi Sampah Kota Semarang Bisa Capai Ratusan Juta Setiap Hari
Pengelola Bank Sampah Polaman Resik Sejahtera tengah menimbang sampah kertas yang diperolehnya di Bank Sampah Polaman, Kamis (10/11/2022)

Potensi Ekonomi Sampah Kota Semarang Bisa Capai Ratusan Juta Setiap Hari



Berita Baru, Semarang – Akademisi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro (Undip), Prof. Syafrudin menyebut bahwa potensi sampah plastik di Kota Semarang berdasarkan harga hasil pengolahan sampah plastik bisa mencapai Rp 800 juta setiap hari. Hasil tersebut didapatkan dari penelitiannya pada tahun 2018.

“Yang dapat potensi ini kebanyakan pemulung. Kita masyarakat gak dapet, kalau itu kita bisa kelola sendiri tidak membuang, itu lumayan,” kata Syafrudin dalam diskusi media bertajuk “Manusia Berdaya, Berdayakan Sampah”, di Kelurahan Polaman, Kota Semarang, Kamis (10/11/2022)

Menurut Syafrudin total nilai ekonomi sampah pada lapak  kecil senilai Rp 146 juta per hari dan nilai ekonomi sampah plastik pada pemulung mencapai Rp 80 juta per hari. Hal tersebut diperkuat dari wawancara yang dilakukannya kepada pemulung dalam sehari bisa mencapai Rp 150 hingga 300 ribu.

Selain itu, potensi sampah kertas di Kota Semarang jika dihitung berdasarkan harga masyarakat mencapai Rp 36 juta per hari. Bahkan, apabila dihitung berdasarkan harga pemulung nilainya jauh lebih besar yakni Rp 43 juta per hari.

Ia menambahkan bahwa nilai ekonomi sampah kertas setiap harinya berdasarkan harga tukang rosok hingga industri berbeda-beda. Nilai ekonomi pada tukang rosok mencapai Rp 44 juta per hari, harga lapak kecil Rp 75 juta per hari, lapak besar Rp 123 juta per hari, serta harga industri Rp 673 juta per hari.

“Sampah itu adalah sumber daya bahwa mau tak mau kita harus mengelola. Kalau tidak kita mencemari lingkungan,” katanya

Ketua Bank sampah Polaman Resik Sejahtera, Haryono membenarkan bahwa sampah memilki nilai ekonomi. Setelah dua tahun bank sampah berjalan pendapatan dalam sebulan bisa meraup Rp 800 ribu hingga 1,2 juta.

”Jualnya juga hanya tiap Sabtu dan Minggu saja,” katanya

Haryono mengingat perjuangannya menginisasi pendirian bank sampah tidaklah mudah. Sebab, saat masa awal masyarakat menganggapnya seperti orang gila lantaran dirinya sering memegang sampah.

Setelah beberapa waktu berjalan barulah masyarakat memberikan dukungan kepada bank sampah. Kini, dari 723 KK Kelurahan Polaman, 140 KK sudah menjadi anggotanya.

Selain itu, kini bank sampah yang dipimpinya tak hanya memilah sampah anorganik namun juga mulai melakukan budidaya maggot. Maggot tersebut diperoleh dari bantuan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang pada tahun 2021 silam.

“Saya berharap agar bank sampah ini dapat menginspirasi desa lain agar ikut andil dalam penanganan sampah di lingkungan sekitar,” pungkasnya