Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PMII Matahari Terbit Kecam Keras Tindakan Kekerasan Aparat Terhadap Aksi Mahasiswa di Jember

PMII Matahari Terbit Kecam Keras Tindakan Kekerasan Aparat Terhadap Aksi Mahasiswa di Jember



Berita Baru, Gresik – Kasus kekerasan terhadap anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember, pada 09 Maret 2020, saat menyerukan penolakan petani Puger atas pembangunan saluran irigasi milik PT Semen Imasco Asiatic menuai respon dari banyak kalangan. Salah satunya respon dari PMII Komisariat Matahari Terbit.

Dalam aksi yang digelar di depan Kantor Pemerintahan Kabupaten Jember dan berujung bentrok tersebut, sebanyak 6 mahasiswa terluka parah, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Seluruhnya merupakan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember.

Berliansyah, Ketua Komisariat PMII Matahari Terbit, mengutuk keras tindakan represif yang dilakukan oleh kepolisian terhadap para mahasiswa.

“Kami mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian kepada sejumlah mahasiswa yang menjadi korban dari tindakan represif aparat. Sesuai dengan Praturan Kapolri (Perkap) Nomor 8/2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia Dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia ini tidak di indahkan dengan tindakan represif dari pihak keamanan kepada sahabat-sahabat mahasiswa yang berujuk rasa,” paparnya kepada Beritabaru.co, Rabu (11/3).

Ia juga menambahkan, dalam peraturan ini ditegaskan bahwa Polri wajib untuk menghormati, melindungi, dan menegakkan hak asasi manusia dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk tujuan tersebut maka Polri membutuhkan pedoman tentang implementasi prinsip dan standar hak asasi manusia dalam pelaksanaan fungsi dan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

“Bahwa menyampaikan pendapat di muka umum adalah prosedural dari konstitusional yang seharusnya dilindungi dan dihormati. Namun dalam hal ini polisi justru melakukan langkah represif dengan kekerasan,” imbuhnya.

Di ketahui, aksi mahasiswa PMII bersama petani puger ini adalah menuntut relokasi saluran sungai tersier yang dilakukan oleh PT Semen Imasco Asiatic agar dibatalkan, dan aliran sungai dikembalikan seperti semula. Sebab dari uji coba yang dilakukan air yang mengalir ke persawahan petani tidak lancar. Akibatnya, lahan petani menjadi tandus.