PM Israel: Pembicaraan Genjatan Senjata Kiev dan Moskow Diredam Negara-negara Barat
Berita Baru, Internasional – Pada Minggu (5/2), mantan Perdana Menteri Israel mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa pembicaraan gencatan senjata antara Kiev dan Moskow diredam oleh negara-negara Barat yang menyebabkan eskalasi lain, sementara Rusia dan Ukraina berusaha menemukan solusi damai. Dia juga mengatakan Putin telah berjanji kepadanya untuk tidak akan membunuh Presiden Ukraina Zelensky.
Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, telah membahas pembicaraan antara Vladimir Putin dan PM Israel saat itu, Naftali Bennett, mengenai krisis Ukraina.
“Memang, Putin dan Bennett, ketika yang terakhir menjadi perdana menteri Israel, melakukan dialog yang sangat intensif, mereka sering berkomunikasi, melakukan kontak pribadi dan percakapan telepon. Memang, selain hubungan bilateral, Ukraina dan operasi militer menjadi agenda, mereka mencurahkan lebih dari satu jam untuk membahas topik ini,” kata Peskov kepada wartawan, mengomentari wawancara mantan PM Israel Bennett.
Bannet menolak untuk memberikan perincian mengenai wawancara Bennett baru-baru ini, ia mencatat bahwa Moskow tidak mendukung pengungkapan rincian pembicaraan antara para pemimpin.
Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Israel, Hanoch Daum, yang diterbitkan pada hari Minggu, Bennett membagikan ingatannya tentang kontaknya dengan Putin pada tahun 2021 dan setelah dimulainya operasi khusus di Ukraina pada tahun 2022.
Menurutnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hanya meninggalkan tempat persembunyiannya dan memfilmkan video selfie “Saya tidak takut” dari kantor kepresidenan setelah Bennett mengatakan Putin tidak akan menargetkannya.
“3-4 jam setelah rapat, saya bertanya ‘apakah Anda akan membunuh Zelensky?’ Dia berkata ‘Saya tidak akan membunuh Zelensky.’ Setelah rapat, di dalam mobil dari Kremlin ke bandara, saya menghubungi Zelensky melalui WhatsApp atau Telegram untuk mengatakan, ‘Saya keluar dari rapat, dia tidak akan membunuhmu.’ ‘Kamu yakin?’ tanyanya. ‘100%, dia tidak akan membunuhmu.’ Dua jam kemudian Zelensky pergi ke kantornya dan memfilmkan dirinya di sana dengan ponselnya,” kata mantan PM itu.
Seperti dilansir dari Sputnik News, Bannet menekankan bahwa baik Kiev maupun Moskow siap untuk membuat beberapa konsesi, namun, ada keputusan yang sah dari Barat untuk terus menyerang Putin yang mengakhiri negosiasi dan memperdalam krisis.
Menurut Bennett, Rusia dan Ukraina bersikap pragmatis, sementara Prancis dan Jerman juga memilih kompromi atas konflik tersebut; namun, PM Inggris saat itu Boris Johnson melakukan pendekatan agresif.
Ini menjelaskan kunjungan Johnson tahun 2022 ke Kiev, setelah itu negosiasi antara Rusia dan Ukraina terganggu.