PM Israel Bentuk Pemerintahan Darurat untuk Perangi Hamas
Berita Baru, Jakarta – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bersama dengan mantan kepala pertahanan dan pemimpin partai oposisi Benny Gantz, telah sepakat membentuk pemerintahan darurat. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap serangan mendadak yang dilancarkan oleh kelompok militan Hamas dari Jalur Gaza.
Dalam pernyataan bersama mereka, Netanyahu, Gantz, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menyuarakan tekad kuat untuk melawan Hamas.
“Kami memerangi musuh yang kejam, lebih buruk dari ISIS,” kata Netanyahu dikutip dari JawaPos, Kamis (12/10/2023). Hal ini merujuk pada serangan mematikan yang dilancarkan oleh Hamas, yang telah menewaskan banyak warga Israel.
Menteri Pertahanan, Gallant, menambahkan, “Kami akan menghapus Hamas, yang kami sebut sebagai ‘ISIS-Gaza,’ dari muka bumi. Ia tidak akan ada lagi.” Ini menegaskan tekad pemerintahan darurat untuk mengakhiri ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok militan tersebut.
Mantan kepala pertahanan dan jenderal Israel, Gantz, menjelaskan, “Ada waktu untuk damai dan ada waktu untuk perang. Sekarang adalah waktu untuk perang.” Ini mencerminkan kesatuan tekad di antara para pemimpin Israel.
Pemerintahan darurat ini akan berfokus pada pertempuran dengan Hamas di Gaza, dan tidak akan mengambil kebijakan atau undang-undang apa pun yang tidak memiliki relevansi langsung dengan situasi saat ini.
Sementara itu, pemimpin oposisi Yair Lapid diperkirakan tidak akan bergabung dengan pemerintahan darurat dalam tahap ini.