Pimpinan Hizbullah Sebut Aksi Baku Tembak Israel-Lebanon adalah Tindakan Sensitif
Berita Baru, Internasional – Pimpinan partai politik Lebanon dan gerakan militan Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan pada Rabu (26/8) bahwa aksi baku tembak antara para pejuang dan pasukan militer Israel di perbatasan Israel-Lebanon pada Selasa malam (25/8) adalah tindakan yang sensitif.
Dalam pidato yang disiarkan di saluran TV Hizbullah al-Manar saat menyambut moment Asyura, pemimpin Hizbullah menahan diri untuk berkomentar banyak tentang insiden tersebut.
“Apa yang terjadi kemarin di Lebanon selatan adalah tindakan yang penting dan sensitif bagi kami, tapi saya tidak akan berkomentar. Saya malah akan meninggalkannya sampai suatu saat nanti,” kata Nasrallah, dikutip dari The Times of Israel.
Sebelumnya, IDF mengumumkan bahwa mereka telah menanggapinya dengan meluncurkan serangan udara ke pos pengamatan Hizbullah, yang dilaporkannya sebagai serangan pertama oleh Tel Aviv sejak Israel 2006.
Tentara Israel mengklaim bahwa serangan itu terjadi setelah gerilyawan Hizbullah diduga melepaskan dua tembakan dari perbatasan dengan menggunakan senjata api kecil terhadap pasukan intelijen tempur Israel di dekat komunitas perbatasan Manara. IDF mengatakan tidak ada tentara yang diserang dalam insiden itu.
Menurut Jerusalem Post, IDF meluncurkan sekitar 30 suar di sepanjang perbatasan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengomentari serangan tersebut dengan meminta Hizbullah berhenti untuk tidak menguji tekad Israel.
“Israel melihat penembakan ke pasukannya sebagai insiden yang sangat serius,” kata Netanyahu. “Kami tidak akan mentolerir setiap tindakan agresi dan kami akan bereaksi secara paksa terhadap setiap serangan. Saya sangat menyarankan Hizbullah untuk tidak menguji tekad Israel yang menghancurkan,” kata Netanyahu pada hari Rabu.
Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon pada hari Rabu mengecam agresi Israel tersebut dengan berjanji untuk mengajukan pengaduan ke PBB.
Menurut laporan The Times of Israel pada hari Rabu (26/8), Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengumumkan penyelidikan atas insiden tersebut.