Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

China Taiwan

Pilih Kasih, China Curiga Taiwan dan AS Kerja Sama



Berita Baru, Internasional – Pada Selasa (9/6) pagi, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mendeteksi beberapa pesawat jet tempur Sukhoi Su-30 China terbang melintas di barat daya Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan.

Atas tindakan itu, Kementerian Pertahahanan Nasional Taiwan mengirim sejumlah jet tempur untuk membayangi, mencegat dan memperingatkan pesawat-pesawat China yang melintas, seperti yang dilansir di South China Morning Post.

“Militer memiliki pengawasan penuh dan kendali atas semua kegiatan di laut dan udara yang mengelilingi Taiwan, dan masyarakat dapat yakin akan kemampuan kami untuk menegakkan keamanan bagi wilayah nasional kami,” ujar pernyataan dari Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, seperti yang dilansir di South China Morning Post.

Insiden ini adalah insiden kesembilan tahun ini.

Menurut hukum, Taiwan hanya mempunyai kendali atas sebagian kecil daerah perairan tersebut. Namun, Taiwan mengklaim bahwa semua wilayah di timur garis tenga selat sebagai wilayah udaranya sendiri.

Transit Militer AS Melintas Tidak Dicegat Taiwan

Sehari sebelumnya, Senin (8/6), pesawat kargo Clipper Angkatan Laut AS C-40A juga melintas di sepanjang wilayah Taiwan. Pesawat kargo C-40A itu melakukan perjalanan dari pangkalan udara AS di Pulau Okinawa Jepang ke pangkalan udara U-Tapao di Thailand tengah.

Menurut Taiwan News, pesawat kargo C-40A itu juga melintas di atas Kepulauan Dongsha (Pratas), sebuah rantai tenggara Hong Kong yang dikendalikan oleh Taiwan.

Dilansir dari China Times, menurut pejabat yang ahli di bidang ini, pesawat kargo C-40A tiba-tiba meminta pendaratan darurat karena mengalami masalah pendaratan roda gigi, dan menambahkan bahwa ia berstatus “pejabat AS peringkat tinggi.”

Pesawat kargo C-40A kemudian mendarat hanya lima menit di Pangkalan Udara Ching Chuan Kang di Taichung sebelum kembali lepas landas.

Akan tetapi, Kementerian Pertahanan Taiwan membantah bahwa pesawat kargo C-40A mendarat di wilayahnya.

Pakar militer China Song Zhongping mengatakan bahwa penerbangan pesawat kargo C-40A itu merupakan “provokasi langsung yang ditegaskan oleh militer Taiwan dan militer AS.

“Itu menunjukkan adanya peningkatan kerja sama militer di antara mereka [Taiwan dan AS],” ujar Zhongping, dilansir dari Global Times China.

Pekan lalu, kapal penghancur rudal beserta Angkatan Laut AS USS Russell juga tercatat melakukan perjalanan laut melalui Selat Taiwan. Mereka berlayar dalam apa yang disebut Washington sebagai “Operasi Navigasi Kebebasan.”

Menurut Angkatan Laut AS, operasi tersebut, bertujuan untuk menunjukkan komitmen AS terhadap perairan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

https://twitter.com/KimagureGolf9/status/1270162453960130564

Antara China, Taiwan dan AS

Mengutip Sputnik, AS mengalihkan pengakuannya atas pemerintah China dari Taiwan ke Beijing pada tahun 1978. Namun sejak saat itu, mempertahankan hubungan informal dengan Taiwan menjadi sulit.

Sementara itu, Republik Rakyat China (RRC) menganggap Taiwan merupakan artefak terakhir yang tersisa dari Republik pra-komunis China setelah kekalahannya pada tahun 1949 dalam perang saudara.

Bagi RRC, Taiwan adalah provinsi yang bandel. Terutama ketika Taiwan mengklaim wilayah udara dan laut di sekitar Taiwan sebagai miliknya.

Selain itu, Taiwan juga mengklaim sebagai satu-satunya perwakilan sah dari China.

Meskipun demikian, di sisi lain, AS terus menggunakan Taiwan sebagai duri abadi di pihak China. Pemerintahan Presiden Trump telah bergerak untuk lebih dekat dalam menghadapi Beijing dengan cara membina hubungan yang lebih dekat dengan Taiwan serta menjalin hubungan dengan partai kuat di Taiwan yang pro-kemerdekaan.

Tahun lalu, Washington menyelesaikan kesepakatan untuk menjual jet tempur F-16V “Viper” canggih ke Taiwan. Presiden China Xi Jinping telah berjanji bahwa jika Taiwan mengumumkan kemerdekaan, akan ada perang.