Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pidato Lengkap Putin saat Bertemu Jokowi di Moskow

Pidato Lengkap Putin saat Bertemu Jokowi di Moskow



Berita Baru, Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungannya di Moskow pada Kamis (30/6/2022) kemarin.

Putin mengaku bahwa Indonesia merupakan salah satu mitra kunci Rusia di kawasan Indo-Pasifik.

Setelah keduanya melakukan pembicaraan empat mata terkait banyak hal, khususnya mengenai misi perdamaian yang dibawa Jokowi, mereka kemudian menyampaikan pernyataan pers.

Berikut pidato lengkap Putin saat bersama Jokowi di Moskow:

Bapak Presiden, hadirin sekalian,

Kami sangat senang menyambut Presiden Republik Indonesia di Kremlin. Ini adalah kunjungan pertama Bapak Jokowi ke Moskow sebagai Presiden. Kami senang Anda berada di sini.

Izinkan saya menekankan bahwa Indonesia adalah salah satu mitra kunci kami di Asia-Pasifik. Hubungan Rusia-RI bersifat konstruktif, dan saling menguntungkan, dan terus berkembang atas dasar tradisi persahabatan dan bantuan timbal balik yang telah berlangsung lama.

Saya ingatkan kembali bahwa negara kami membantu Indonesia membangun kenegaraan dan memperkuat posisi republik muda di kancah internasional.

Dengan partisipasi para spesialis, insinyur dan kontraktor kami, fasilitas infrastruktur transportasi dan industri besar, stadion, rumah sakit, dan institusi penting lain dibangun di Indonesia. Banyak di antara bangunan itu yang beroperasi hingga hari ini.

Pembicaraan dengan Bapak Joko Widodo hari ini berlangsung formal seperti relasi bisnis dan cukup substantif.

Tentu saja, kami fokus pada kerja sama perdagangan dan ekonomi, yang menunjukkan dinamika positif. Pada 2021, misalnya, perdagangan bilateral tumbuh lebih dari 40 persen, dan naik lebih dari 65 persen dalam lima bulan pertama tahun ini.

Dalam konteks ini, kedua belah pihak menyatakan minatnya untuk meningkatkan kerja Komisi Gabungan Rusia-Indonesia untuk Kerjasama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik.

Peluang tambahan untuk membangun kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan dan meningkatnya jumlah pertukaran komersial antara negara membuka peluang baru.

Kami juga melihat sangat penting membentuk zona perdagangan bebas antara Indonesia dan organisasi regional Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU). Kami berharap pembicaraan soal rancangan perjanjian yang sesuai akan berlangsung sebelum akhir tahun dan akan membuahkan hasil.
Banyak perusahaan kami, termasuk perusahaan energi, beroperasi di Indonesia. Ada ketertarikan untuk mengembangkan industri tenaga nuklir nasional.

Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama, termasuk proyek yang terkait dengan penggunaan non-energi teknologi nuklir, misalnya, di bidang kedokteran dan pertanian.

Kedua negara memiliki banyak potensi kerjasama bisnis dalam mengembangkan infrastruktur transportasi dan logistik. Misalnya, Russian Railways dapat berperan dalam mengimplementasikan inisiatif skala besar Indonesia untuk memindahkan ibu kota negara ke pulau Kalimantan.

Moskow, ibu kota Rusia, yang telah berkembang dengan kecepatan yang sangat baik dan peningkatan kualitas yang tinggi, juga bisa berpartisipasi dalam proyek yang benar-benar ambisius ini.

Tentu saja, selama pembicaraan kami dengan Bapak Joko Widodo, kami fokus pada bidang kerja sama yang penting seperti pertukaran kemanusiaan, budaya, wisata, dan pendidikan.

Pelonggaran pembatasan anti-Covid bagi pelaku perjalanan dan aturan bebas visa saat ini akan berkontribusi pada hal ini. Kami sedang mendiskusikan kemungkinan melanjutkan layanan udara langsung antara Moskow dan pulau resor Bali.

Bidang lain yang menjanjikan untuk kerja sama kemanusiaan adalah memperluas dialog antar-wilayah dan antar-agama dengan mempertimbangkan fakta bahwa Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia dalam populasi.

Saya ingin menyebutkan bahwa baru-baru ini delegasi dari wilayah Muslim Rusia mengunjungi Jakarta untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Tentu saja, kami membahas isu-isu yang menarik bagi seluruh dunia saat ini, untuk semua negara. Saya mengacu pada pengiriman makanan dan produk pertanian lain, termasuk pupuk mineral, ke pasar dunia.

Kami menekankan berulang kali bahwa ketidakseimbangan pasar pangan dunia adalah konsekuensi langsung dari kebijakan ekonomi makro yang tidak bertanggung jawab dari beberapa negara, penerbitan yang tidak terkendali dan akumulasi utang tanpa jaminan. Pandemi virus corona semakin memperburuk situasi.

Namun, alih-alih mengakui bahwa kebijakan ekonomi mereka salah arah, negara-negara Barat semakin mengacaukan produksi pertanian global dengan memberlakukan pembatasan pada pasokan pupuk Rusia dan Belarus, menghambat ekspor biji-bijian Rusia ke pasar dunia, dan memperumit asuransi kapal dengan biji-bijian dan pembayaran bank berdasarkan kontrak perdagangan.

Saya akan tekankan sekali lagi, Rusia telah dan tetap menjadi salah satu produsen dan eksportir makanan utama dunia. Kami memasok produk pertanian kami ke 161 negara.

Tahun lalu, kami mengekspor lebih dari 43 juta ton biji-bijian, termasuk 33 juta ton gandum. Tahun ini, kami mengharapkan panen biji-bijian yang baik, yang akan memungkinkan kami untuk meningkatkan pasokan kami ke pasar eksternal hingga 50 juta ton.

Demikian juga, kami siap untuk sepenuhnya memenuhi permintaan produsen pertanian di Indonesia dan negara-negara sahabat lain untuk pupuk nitrogen, fosfor dan kalium serta bahan baku untuk produksi mereka.

Pangsa pupuk mineral Rusia di pasar dunia mencapai 11 persen dan melebihi 20 persen dalam beberapa varietas. Tahun lalu, kami mengirim 37 juta ton produk ini ke luar negeri.

Kami hanya bermaksud untuk terus memenuhi, dengan itikad baik, semua kewajiban kontraktual kami untuk pasokan makanan, pupuk, sumber daya energi, dan barang-barang penting lainnya. Dalam konteks ini, kami menganggap penting untuk memulihkan rantai pasokan yang terganggu sanksi.

Tentu saja, selama pembicaraan kami juga membahas beberapa masalah regional dan internasional yang mendesak lainnya. Saya memberi tahu Presiden Jokowi secara rinci soal perkembangan di Ukraina.

Rusia dan Indonesia berupaya mengoordinasikan posisi mereka di PBB dan organisasi internasional lainnya, termasuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang akan dipimpin Indonesia tahun depan. Kebetulan, Bapak Joko Widodo ikut serta dalam KTT BRICS+ baru-baru ini sebagai tamu undangan.

Kami tentu mendukung upaya Indonesia dan Presiden secara pribadi untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan pertemuan G20 yang dijadwalkan berlangsung di Indonesia tahun ini.

Sebagai penutup, saya ingin sekali lagi berterima kasih kepada Presiden atas pembicaraan produktif kami. Saya yakin bahwa perjanjian hari ini akan lebih mempromosikan kemitraan multifaset Rusia dan Indonesia.