Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Negeri Jiran

Pesan Cinta dari Negeri Jiran: Stay Safe



Pesan Cinta dari Negeri Jiran: Stay Safe

Surat: Dara Sakinah


COVID-19 (corona virus disease 2019) telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization) sebagai pandemi global. Dimulai dari Kota Wuhan, China, kini virus sudah menyebar meluas dan cepat  ke seluruh dunia.

Hal tersebut tentu membuat seluruh masyarakat khawatir, sebab tidak sedikit korban yang meninggal dunia. Tercatat ada 14.597 orang meninggal di seluruh dunia dari 334.451 terinfeksi (worldometers.info dikases pukul 02.43 WIB).

Saat ini Setiap negara berlomba-lomba melakukan yang terbaik bagi warganya demi memangkas penyebaran COVID-19 dan menyelamatkan banyak nyawa. Usaha-usaha yang dilakukan oleh setiap negara yaitu melarang warganya mengunjungi tempat umum. Dari salah satu media yang saya baca beberapa hari lalu, Jerman bahkan telah menutup tempat-tempat umum seperti cafe, gym dan lainnya.

Terhitung sejak tanggal 18 maret 2020, beberapa negara mengambil kebijakan lockdown. Tidak hanya itu, pembelajaran juga dilakukan secara online, pemerintah memberlakukan social distance, finger print diberhentikan untuk meminimalisir bersentuhan dengan benda-benda yang bersifat umum. Pemerintah juga menganjurkan agar masyarakat tetap berada di rumah kecuali untuk keperluan yang sangat mendesak (self quarantine).

Di sini, di Negeri Jiran Malaysia juga melakukan hal yang sama. Pemerintah Malaysia menghimbau agar rakyatnya tidak melakukan aktivitas seperti biasa (self quarantine) untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 yang sudah ada.

Di Universiti Utara Malaysia (UUM) sendiri, sampai tenggat waktu yang ditentukan (18-31 Maret 2020) mahasiswa yang sedang mengikuti Student Exchange dan juga mahasiswa lokal tidak dibenarkan keluar dari lingkungan kampus dan digalakkan untuk tetap stay di asrama. Pihak UUM juga telah menutup akses di gerbang utama bagi orang luar kampus termasuk dosen.

Situasi di lingkungan kampus dianggap lebih aman. Segala fasilitas seperti pusat kesehatan, penyediaan makanan, segala kebutuhan pelajar UUM, serta lingkungan yang masih bersih dari COVID-19 membuat mahasiswa disarankan untuk tetap berada di dalam kawasan kampus.

Cara ini menurut saya cukup efektif menghindari penyebaran COVID-19. Walau kabarnya, di daerah asal saya, Aceh, pemerintah tidak memaksimalkan metode social distance. Di mana para masyarakat masih banyak melakukan aktifitas layaknya tidak ada kasus COVID-19.

Hal tersebut tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Pada dasarnya masyarakat harus tau apa maksud dan tujuan dari social distance itu sendiri. Masih banyak pemuda/i Aceh yang melakukan aktivitas di luar rumah. Padahal pembelajaran sudah diberlakukan online oleh pemerintah. Warkop pun tidak terlihat sepi hingga larut malam.

Beberapa masyarakat Aceh seolah tidak ikut mengindahkan himbauan pemerintah. Mereka masih ada yang belum menyadari bahwa ini adalah salah satu usaha pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari virus yang sedang mengancam keberlangsungan hidup.

Saya pribadi prihatin atas situasi tersebut. Saya berharap agar teman-teman tidak menganggap sepele perihal COVID-19. Mari kita ikuti kebijakan pemerintah yang mengajak untuk melakukan social distance dan self quarantine. Dengan begitu kita sudah terlibat memutuskan satu rantai penyebaran COVID-19.

Mari sama-sama kita bantu para medis dalam bentuk mengisolasi diri sendiri di rumah, tidak perlu melakukan aktivitas luar jika tidak begitu mendesak. Jangan pernah bersikap takabbur, bersyukurlah karena kita masih diberikan kesehatan. Kita lakukan untuk kita.

Jangan pernah menganggap musibah ini sepele, siapa sangka ka’bah yang tidak pernah sepi pun harus ditutup untuk saat ini. Dan untuk melakukan shalat pun di beberapa daerah tidak dianjur di mesjid.

Saya yang sedang berada jauh dari keluarga merasa sedih pastinya, sebab berita-berita yang beredar tentu membuat kedua orangtua begitu khawatir. Tetapi karena hampir semua negara, termasuk Malaysia menjadi salah satu negara yang memberlakukan lockdown, membuat saya terpaksa stay di Malaysia dan berusaha sebisa mungkin untuk mengontrol diri dan emosi serta selalu memberikan energy positif bagi keluarga.

Maka bagi siapapun yang sedang berada dekat dengan keluarga, maksimalkanlah waktu untuk “family time” dan gunakanlah kesempatan ini untuk kita lebih dekat dan memohon ampunan kepadaNya atas segala kelalaian dan kesilapan yang sengaja atau tidak sengaja kita lakukan. Mintalah pertolongan agar kita selalu dilindungi dari wabah penyakit ini.

Salah satu pelajar lokal di UUM, Jeffrey Tan Shih Jie juga menyampaikan:

Covid-19 ni sekarang tidak dipandang serius lagi dari segelintir pemuda/pemudi. Pada asalnya di Malaysia juga ada ramai orang yang memandang hal ini sebagai hal remeh termasuklah orang dewasa dan remaja. Selepas mereka sendiri dijangkiti Covid-19 dan sekarang nyawa dalam kebahayaan baru mereka memandang hal ini serius.

Tetapi, ia telah terlambat sebab penyakit ini telah berjaya berular di seluruh Malaysia. Harap pembaca sekalian tolong mengingatkan saudara/saudari, Ahli keluarga dan kawan-kawan anda untuk menjaga kesihatan anda dan jangan keluaq dari rumah kecuali terpaksa. Ingat, cegah sebelum parah. Jangan melakukan sesuatu yang buruk, karena anda akan menyesal,” kata Jeffrey Tan Shih Jie.

Demikian surat terbuka ini saya sampaikan penuh rasa cinta kepada teman-teman di Indonesia, khususnya di Aceh. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Tuhan yang maha kuasa. Amiin.

Negeri Jiran, 23 Maret 2020


Pesan Cinta dari Negeri Jiran: Stay Safe

Dara Sakinah adalah Mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Saat ini sedang mengikuti program Pertukaran Pelajar di Universiti Utara Malaysia.