Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemulihan Ekonomi UE
Kanselir Jerman Angela Merkel tiba untuk rapat kabinet mingguan di Berlin, Jerman, 15 Juli 2020. Michael Kappeler / Pool via REUTERS

Perundingan Sulit Para Pemimpin UE Soal Pemulihan Ekonomi



Berita Baru, Internasional – Pada hari Jumat (17/7), para pemimpin Uni Eropa (UE) berkumpul secara langsung untuk membahas usulan rancangan anggaran dan pemulihan UE dari krisis ekonomi setelah pandemi virus korona.

Selama berjam-jam, mereka membahas paket pemulihan virus korona € 750 miliar di Brussels, tetapi kesepakatan itu masih jauh. Pertemuan ini diperkirakan akan berlanjut hingga akhir pekan.

Sebagai wakil negara yang mendapat giliran menjadi pempimpin UE, Jerman langsung mendatangkan Kanselir Angela Merkel. Kehadiran Merkel di pertemuan itu juga menjadi sangat penitng.

Dalam pertemuan itu, Merkel mengakui ia tidak bisa yakin apakah pertemuan itu bisa membuahkan hasil.

“Kita semua akan melakukan pembicaraan dengan banyak semangat tetapi saya harus mengatakan bahwa perbedaannya masih sangat, sangat besar dan jadi saya belum bisa mengatakan apakah kita akan mendapatkan solusi saat ini,” kata Merkel, dikutip dari Reuters.

Pandemi COVID-19 membuat blok UE mengalami krisis terburuk dalam sejarahnya dan 27 anggota blok itu saling berselisih pendapat, terutama mengenai siapa yang harus paling banyak membantu dan siapa yang paling banyak dibantu untuk menguatkan kembali perekonomian blok UE.

Beberapa negara bagian utara, termasuk Belanda, Austria, Denmark, Finlandia dan Swedia, percaya bahwa Paris dan Berlin mampu untuk memberikan bantuan pendanaan kepada negara-negara yang paling terdampak pandemi.

“Perundingan yang sulit, sangat sulit,” imbuh Merkel.

Mengingat pentingnya pembahasan itu, maka para anggota memutuskan untuk bertemu secara langsung sejak merebaknya virus korona.

Mengutip VOA, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga hadir dalam pertemuan itu. Sama halnya dengan Merkel, von der Leyen juga mengatakan pertemuan itu ‘pertaruhannya begitu tinggi’.

Meski demikian, von der Leyen sedikit lebih optimistik dibanding Merkel.

“Jika kita melakukannya dengan benar, kita dapat melalui krisis ini dengan lebih kuat dan keluar dari krisis dengan lebih kuat juga. Semua yang diperlukan sudah siap dibahas dan solusi mungkin saja dicapai. Dan solusi itu adalah apa yang diharapkan rakyat Eropa dari kita,” kata von der Leyen.

Perdana Menteri Ceko Andrej Babis mengatakan juga mengatakan hal serupa, “Sejauh ini saya tidak memiliki perasaan bahwa kami semakin dekat dengan suatu perjanjian, saya lebih suka memiliki perasaan sebaliknya,” katanya kepada wartawan, dilansir dari DW.

Presiden Dewan Eropa dan tuan rumah pertemuan ini, Charles Michel mengatakan pada hari sebelumnya bahwa krisis saat ini, ‘dengan semua konsekuensi ekonomi dan sosialnya, adalah yang paling parah yang harus kita hadapi sejak Perang Dunia Kedua.’