Pertama Kali, Filipina dan Jepang Gelar Latihan Maritim Bersama AS di Laut China Selatan
Berita Baru, Manila – Penjaga pantai Amerika Serikat (AS), Filipina dan Jepang gelar latihan maritim di Laut China Selatan, dalam latihan pertama antara ketiga negara pada saat meningkatnya kekhawatiran tentang aktivitas China di wilayah tersebut.
Latihan di perairan provinsi Bataan Filipina akan dimulai pada Kamis (31/5) dan berlangsung hingga 7 Juni.
Latihan itu dilakukan ketika AS meningkatkan diplomasi militer di kawasan itu, lebih sering melakukan latihan perang dengan sekutu dan mitra di Laut China Selatan, perairan di sekitar Taiwan, serta Pasifik barat.
China juga telah meningkatkan latihan di perairan strategis.
Indonesia telah melakukan latihan militer dengan Laos, Singapura dan Kamboja tahun ini dan akan mengirim kapal perang ke latihan angkatan laut multilateral yang diselenggarakan oleh Indonesia bulan ini.
Armand Balilo, juru bicara penjaga pantai Filipina, mengatakan kepada wartawan di Manila pada hari Senin bahwa latihan trilateral tersebut merupakan inisiatif dari AS dan Jepang, sementara Australia akan bergabung sebagai pengamat.
Empat kapal Filipina dan masing-masing satu dari AS dan Jepang akan berpartisipasi dalam latihan yang dirancang untuk meningkatkan kerja sama pencarian dan penyelamatan serta penegakan hukum, katanya.
Filipina didekati oleh Jepang dan AS tentang mengadakan latihan maritim bersama pada Februari, bulan yang sama ketika Manila menuduh China melakukan kegiatan agresif di Laut China Selatan, yang diklaim Beijing hampir secara keseluruhan.
“Ini kegiatan rutin yang biasa dilakukan lembaga penjaga pantai,” kata Balilo, dilansir dari Reuters. “Tidak ada salahnya mengadakan latihan dengan rekan-rekan Anda.”
AS, Jepang, dan Australia sering mengutuk militerisasi China di Laut China Selatan, dan telah berusaha untuk terlibat lebih dekat dengan Filipina sejak Ferdinand Marcos Jr mengambil alih jabatan presiden tahun lalu dari pendahulunya yang pro-China, Rodrigo Duterte.
Filipina semakin vokal tentang perilaku China di perairan strategis, termasuk dugaan penggunaan “laser tingkat militer” terhadap kapal yang mendukung misi pasokan ke kapal di perairan yang disengketakan.
Balilo mengatakan latihan maritim mendatang akan mencakup simulasi kontra-pembajakan, dan kemungkinan latihan intersepsi yang melibatkan kapal yang membawa senjata pemusnah massal.
China juga mendorong untuk memperdalam keterlibatan militer dengan tetangga selatannya.
Pada bulan Mei, China mengadakan latihan militer bersama yang langka dengan tetangganya yang terkurung daratan, Laos, serta latihan dengan Singapura di bagian selatan Laut China Selatan.
Dan pada bulan Maret, China dan Kamboja mengadakan latihan di perairan Kamboja untuk pertama kalinya.
Kementerian pertahanan China mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan mengirim kapal perusaknya Zhanjiang dan fregat Xuchang, keduanya dilengkapi dengan peluru kendali, ke Latihan Angkatan Laut Multilateral Komodo (MNEK) 2023, di Makassar, Indonesia.
Jakarta telah mengundang 47 negara, termasuk Korea Utara, Rusia, Korea Selatan, dan AS ke latihan yang akan berlangsung dari 4 hingga 8 Juni.
China juga merencanakan latihan bersama dengan beberapa negara Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Kamboja, Laos, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Latihan tersebut diberi nama Amana Youyi-2023.
Hubungan antara China dan AS telah tegang, dengan gesekan antara dua ekonomi terbesar dunia atas segala hal mulai dari Taiwan dan catatan hak asasi manusia Beijing hingga aktivitas militernya di Laut China Selatan.