Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

LPBH NU Jakarta

Pertama di Indonesia, LPBH NU Jakarta Selenggarakan Pelatihan Paralegal dan Mediator Syariah



Berita Baru, Jakarta – Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdatul Ulama (LPBH NU) DKI Jakarta menggelar acara “Penyuluhan Hukum Ekonomi Syariah, Pelatihan Dasar Paralegal dan Mediator Syariah” pada Minggu 04 September 2022.

Pelatihan dasar paralegal dan mediator berbasis syariah ini pertama kali ada di Indonesia dan diinisiasi oleh LPBH NU DKI Jakarta.

Acara yang bertempat di gedung PCNU Jakarta Utara ini diikuti 60 peserta. Mereka sebagian besar adalah struktural NU DKI Jakarta dan sebagian lagi adalah masyarakat umum DKI Jakarta.

Rois Suriah PWNU DKI Jakarta, Kiai Muhidin Ishaq mengatakan bahwa masih banyak permasalahan syariah di Indonesia.

”Misalnya menuduh orang berzina itu juga butuh adanya saksi, ini kan syariah. Jangan sampai hal-hal seperti ini masyarakat tidak ada yang mengawal,” kata Kiai Muhidin.

Dia pun berpesan agar peserta serius mengikuti proses pelatihan agar mampu menjembatani masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum.

Ketua Tanfidziyah PWNU DKI, Jakarta Kiai Samsul Ma’arif menerangkan pada dasarnya ketentuan ilmu ibadah sudah ditentukan secara eksplisit dalam Al-Qur’an. Namun tidak secara rinci, misalnya salat yang hanya disebutkan kewajiban tetapi tidak dengan rakaatnya.

“Dengan ini perlunya kajian-kajian fikih diterapkan dalam pengetahuan para peserta paralegal yang hadir pada kesempatan ini,” ucap Kiai Samsul.

Pertama di Indonesia, LPBH NU Jakarta Selenggarakan Pelatihan Paralegal dan Mediator Syariah

Sementara itu, Ketua LPBH NU DKI Jakarta, H. Erwin Haslam mengungkapkan bahwa berhadapan dengan masyarakat adalah perihal sulit. Apalagi dengan yang bermasalah atau bersengketa.

“Terlebih jika dimintakan fatwa atau nasehat kita bisa memberikan fatwa yang selaras dengan hukum,” sambungnya

Erwin menegaskan alumni kegiatan paralegal dari kegiatan ini nantinya harus mengikis anggapan miring di masyarat yang dari dulu ada.

“Bahwa orang NU itu katanya tradisional terbelakang,” tutur Erwin.

Dia menyebut, perlunya pengoptimalan pengetahuan di bidang fikih agar khalayak tahu bahwa kader NU adalah para santri yang punya peran penting.

Ada pun Ketua PCNU Jakarta Utara, Agus Muslim memberikan arahan agar kader NU muda harus cerdas.

“Kiai dan santri yang punya Ilmu faroid, sudah khatam Fathul Qorib bisa dilegalitaskan melalui pelatihan ini dan ilmunya diimplementasikan di masyarakat,” tutupnya.