Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pernah Percaya Moeldoko, SBY Sebut Dirinya Merasa Malu dan Bersalah
Tangkapan layar konferensi pers Susilo Bambang Yudhoyono

Pernah Percaya Moeldoko, SBY Sebut Dirinya Merasa Malu dan Bersalah



Berita Baru, Jakarta – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan tanggapan resmi terkait penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Jum’at (5/3).

Pernyataan SBY tersebut disampaikan pada Jum’at malam (5/3) melalui siaran langsung pada akun Youtube pribadinya.

Pertama-pertama SBY menyebut Partai Demokrat dan bangsa Indonesia sedang berkabung karena akal sehat telah mati, seiring dengan keadilan, supremasi hukum dan demokrasi sedang diuji.

“Partai Demokrat Berkabung. Sebenarnya bangsa Indonesia juga berkabung. Berkabung karena akal sehat telah mati. Sementara keadilan, supremasi hukum dan demokrasi sedang diuji,” ungkap SBY.

Menurut SBY, KLB Deli Serdang adalah abal-abal, tidak sah dan tidak legal. Adapun penetapan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang juga tidak sah.

“KLB tersebut telah menobatkan KSP Moeldoko, seorang pejabat pemerintahan aktif, berada di lingkar dalam lembaga kepresedinenan, bukan kader Partai Demokrat, alias pihak eksternal partai, menjadi Ketua Umum Partai Demokrat,” lanjut SBY.

Persekongkolan Moeldoko, lanjut SBY, menunjukkan perilaku tidak terpuji, karena telah tega dan berdarah dingin melakukan kudeta.

“Banyak yang tidak percaya, bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini. Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral,” tegas SBY.

Selain itu, SBY juga menyebut perilaku politik Moeldoko tersebut hanya membuat malu jajaran perwira dan prajurit TNI. Ia sendiri mengaku menyesal dan berdosa, karena selama menjabat Presiden pernah memberikan jabatan kepada Moeldoko.

“Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya”, tutur SBY.