Permohonan Maaf Polresta Malang Turunkan Frustasi Publik Pada Kepolisian RI
Berita Baru, Jakarta – Kepolisian Resor (Polres) Kota Malang menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan keluarga korban serta suporter Aremania atas tragedi Kanjuruhan, pada 1 Oktober lalu.
Permohonan maaf tersebut disampaikan Polres Kota (Polresta) Malang, salah satunya, melalui unggahan berupa pamflet di media sosial akun Twitter resminya, @polrestamakota, Senin (10/10).
Founder Evello Dudy Rudianto mengatakan unggahan akun Twitter Polresta Malang itu menuai beragam apresiasi publik. Terdeteksi menyebabkan turunnya frustrasi publik terhadap Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
“Unggahan dengan disertai aksi sujud ternyata terdeteksi menurunkan rasa frustrasi publik terhadap kepolisian dibandingkan saat publik membaca reportase media Amerika Serikat New York Times,” kata Dudy, kepada Beritabaru.co, Senin (10/10).
Hal itu didapat Evello sebagai platform Big Data, dari rangkuman apresiasi publik menggunakan pendekatan AI, terdiri dari sentimen, emosi, gaya komunikasi, karakter personal dibalik unggahan dan persepsi atas citra kepolisian.
“Skor frustrasi publik saat NYT mengunggah artikel berjudul ‘Deadly Soccer Clash In Indonesia Puts Police Tactics, and Impunity in Spotlight’ dan disebar ke media sosial miliknya mencapai tingkat frustrasi 74%. Sementara saat aksi dilakukan anggota Polres Kota Malang, skor frustrasi publik turun menjadi 16%,” terangnya.
Dudy kemudian menjelaskan yang jadi penyebab rasa frustrasi publik turun. Berdasar Analisa AI Evello menunjukkan jika unggahan dan aksi anggota Polresta Malang bersifat sangat emotional. Skor Author Personality pada unggahan ini mencapai Emotional 99%.
“Sementara gaya komunikasi yang dipakai terdeteksi Self-Revealing dengan skor 99%. Skor ini menunjukkan Polres Kota Malang mendengarkan apa yang diinginkan oleh publik dibandingkan mengunggah soal fakta dan atau informasi,” terangnya.
Aksi permohonan maaf Polresta Malang ini juga memberikan sentimen publik terhadap Kepolisian RI Positif 62%. Sebelumnya, saat publikasi NYT mengunggah artikel ‘Deadly Soccer Clash In Indonesia Puts Police Tactics, and Impunity in Spotlight’ skor sentimen negatif Kepolisian mencapai negatif 74%.
“Demikian pula saat dilakukan analisa emosi. Skor emosi kegembiraan publik mencapai skor Joy 84%. Dalam analisa sebelumnya, evello mendeteksi emosi sedih dan menakutkan dominan terhadap kepolisian RI,” pungkas Dudy.