Permintaan Melemah, Laba Huawei pada Semester Pertama Turun 52 Persen
Berita Baru, Beijing – Laba Huawei pada semester pertama turun 52 persen karena tingkat permintaan lemah yang didorong oleh situasi ekonomi yang sulit, termasuk pembatasan permintaan teknologi AS.
“Sementara bisnis perangkat kami sangat terpengaruh, bisnis infrastruktur ICT kami mempertahankan pertumbuhan yang stabil,” kata Deputi Chairman Huawei, Ken Hu pada Jumat (12/8), merujuk pada unit business to business (B2B) Hueawei Technologies.
Pendapatan Huawei turun 5.9% year-on-year (YoY) selama periode tersebut, dengan jumlah $44,73 miliar. Penurunan pendapatan paling tajam terjadi pada Januari-Maret.
Sementara itu, menurut perhitungan Reuters, margin laba raksasa perusahaan teknologi China itu menyempit menjadi 5%, dengan laba bersih 15,08 miliar yuan.
Jumlah itu turun dari 31,39 miliar yuan pada paruh pertama tahun 2021.
Menurut juru bicara Huawei, penurunan pendapatan yang lebih dari setengah itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk ekonomi yang lemah, gangguan COVID-19, dan tantangan rantai pasokan merugikan bisnis penjualan gawai dan laptop.
Pendapatan dari bisnis penjualan gawai dan laptop merosot lebih dari seperempatnya, menjadi 101,3 miliar yuan. Operator dan bisnis perusahaan keduanya mengalami pertumbuhan.
Huawei juga mendorong investasi ke dalam teknologi dan bisnis baru, yang berdampak pada laba.
Sementara itu, pada bulan lalu, Counterpoint Research mengatakan bahwa penjualan kuartal kedua di industri smartphone China yang lebih luas turun 14,2% YoY, sementara volume mencapai level terendah dalam satu dekade.
Beberapa pengamat melihat bahwa penurunan laba tersebut sangat dipengaruhi oleh larangan dar Amerika Serikat.
Di tahun 2019, AS menempatkan Huawei pada daftar hitam ekspor, sehingga AS melarang Huawei mengakses teknologi penting asal AS.
Larangan itu mengganggu kemampuan Huawei untuk merancang chip dan komponen sumber dari vendor luar.
Larangan itu juga menghancurkan bisnis handset perusahaan yang dulu dominan.
Konsultan bisnis Canalys mengatakan bahwa Huawei sedang membangun lini bisnis baru, termasuk komponen mobil pintar dan sistem efisiensi energi, dengan bisnis layanan cloud-nya, mengambil 18% dari pasar China yang berkembang.
Huawei juga telah meluncurkan sistem operasi Harmony miliknya sendiri, yang sekarang digunakan pada 300 juta perangkat Huawei.
“Kami akan memanfaatkan tren dalam digitalisasi dan dekarbonisasi untuk terus menciptakan nilai bagi pelanggan dan mitra kami, dan mengamankan pengembangan kualitas,” kata Hu.