Peringatkan Amerika Serikat, China Tembakkan Dua Rudal ke Laut China Selatan
Berita Baru, Internasional – China luncurkan dua tembakan rudal pada Rabu (26/8) ke Laut China Selatan untuk memperingatkan Amerika Serikat, sebagaimana ditulis media Hong KongĀ South China Morning Post (SCMP).
Rudal tersebut termasuk “misil pembunuh kapal induk”. Salah satu rudal, DF-26B, diluncurkan dari provinsi barat laut Qinghai sementara yang lainnya, DF-21D, lepas landas dari provinsi Zhejiang di timur.
Sumber yang dekat dengan militer China menyebut Beijing tengah memberi peringatan ke AS. Langkah ini dilakukan satu hari setelah China mengecam AS soal masuknya pesawat mata-mata U-2 ke zona larangan terbang yang menjadi tempat latihan militer tentara negeri itu.
“Ini adalah tanggapan China atas potensi risiko yang dibawa oleh pesawat tempur dan kapal militer AS yang semakin sering masuk di Laut China Selatan,” kata sumber itu.
“China tidak ingin negara tetangganya salah paham dengan tujuan Beijing.”
China sebelumnya memang mengumumkan melakukan latihan militer di Laut Bohai sejak 24 Agustus hingga seminggu ke depan. China me-warning semua kapal agar menjauh dengan radius 9,26 kilometer.
Namun kemarin, Kementerian Pertahanan mengumumkan bahwa pesawat mata-mata AS telah masuk ke kawasan itu. China menyebut itu provokasi, yang bisa mengakibatkan kesalahan penilaian atau kecelakaan.
“China dengan tegas menentang tindakan provokatif semacam itu dan telah mengajukan pernyataan serius dengan pihak AS,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Wu Qian.
dari media pemerintah Xinhua.
Kemarahan Beijing ini muncul ketika hubungan AS dan China memburuk ke posisi terendah dalam sejarah. Keduanya terlibat “konfrontasi” mulai dari perdagangan, militer dan politik.
Di bidang militer, pasukan angkatan laut AS secara teratur melakukan operasi di dekat Taiwan dan di Laut China Selatan. Ini secara efektif menantang klaim teritorial China pada wilayah itu.
Sementara itu, dimuat di Financial Times, risiko konflik senjata AS dan China semakin tinggi. Seorang pengamat dari Center for International Security and Strategy at Universitas Tsinghua Zhuo Bo mengatakan hubungan keduanya di titik berbahaya.
“Kapanpun kapal AS mendekat ke pulau yang dikontrol China, angkatan laut China akan memonitor dan memberi peringatan untuk pergi,” tulisnya.
“US mengklaim kebebasan pelayaran tapi menantang militerisasi China di area itu.”
Ia berujar jika kapal AS dan China terus bersitegang dipastikan bakal ada potensi konfrontasi yang terjadi. Ia menyarankan kedua negara harus segera berdialog untuk meredam ketegangan yang ada.