Peringati Hardiknas 2021, Cipayung DIY: Sistem Pendidikan Indonesia Masih Kacau
Berita Baru, Yogyakarta – Kelompok Cipayung Daerah Istimewa Yogyakarta peringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan menggelar aksi damai di Simpang Tugu Pal Putih pada hari Ahad 2 Mei 2021 siang. Mereka mengatakan bahwa Hardiknas 2021 adalah momentum untuk merefleksikan situasi Pendidikan Indonesia.
“Dengan situasi Pendidikan hari ini kami, CIPAYUNG DIY, menilai situasi pendidikan Indonesia masih kacau balau. Sulit untuk mewujudkan tujuan Pendidkan Nasional seperti yang dicita-citakan,” tulis Cipayung DIY dalam pres rilisnya.
Menurut gabungan organisasi mahasiswa yang terdiri dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perkumpulan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gabungan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), pemerintah perlu melakukan evaluasi dan perbaikan sistem supaya tujuan pendidikan nasional yang dimanatkan UU No 20 2003 tercapai.
“Pertama, kurikulum Pendidikan Indonesia itu sangat beroerientasi pada pasar (industrilisasi Pendidikan), infrastruktrur Pendidikan yang masih minim dan tidak merata di seluruh Indonesia, selain itu tenaga pendidik terutama guru honorer belum mendapatkan upah yang layak hal ini sangat berpengaruh pada kualitas Pendidikan,” ujarnya.
Yang kedua, Cipayung menyebut belum adanya kejelasan pemerintah terkait kegiatan belajar mengajar di tengah pandemic Covid-19. Mereka menilai sistem pembelajaran daring (pembelajaran jarak jauh) sangat tidak efektif karena di berbagai tempat masih ada infrastrukut yang sangat tidak mendukung, terutama di daerah 3T.
“Selain itu banyak peserta didik yang tidak melanjutkan studinya karena keterbatasan biaya yang merupakan dampak dari Covid-19,” terang Cipayung.
Ketiga, lanjutnya, sistem Pendidikan Indonesia hari ini masih sangat jauh dari prinsip dasar demokrasi. Hal itu, setidaknya bisa dilihat dari banyak aktivis mahasiswa yang di DO dari kampus karena menyampaikan aspirasinya dilingkungan kampus.
Berdasarka kajian dan temuan tersebut, organisasi yang tergabung dalam Cipayung DIY mengeluarkan pernyataan dan tuntuntanya kepada pemerintah, baik di daerah maupun pusat, sebagai berikut:
- Membentuk kurikulum baku sesuai perkembangan zaman.
- Pemerintah wajib melakukan pemerataan infrastruktur pendidikan di seluruh Indonesia.
- Pemerintah menjamin kesejahteraan tenaga pendidik di seluruh Indonesia.
- Lembaga Pendidikan bertanggungjawab terhadap peserta didik yang tidak mampu membayar biaya pendidikan untuk melnajutkan studinya.
- Menuntut lembaga pendidikan untuk mengoptimalkan implementasi Pendidikan karakter di Indonesia.
- Perguruan tinggi wajib menjamin ruang demokrasi dilingkungan kampus.
- Pemerintah wajib meningkatkan kualitas dan mutu tenaga pendidik.
- Turunkan biaya Pendidikan di masa pandemi.
- Menuntut pemerintah untuk segera membuka proses Kegiatan Belajar Mengajar secara Offline. (MKR)