Perempuan Tiongkok Kagum Terhadap Budaya Pesantren Indonesia
Berita Baru, Jakarta – Ariel Luo, seorang wanita profesional muda dari Hubei, China, terkesan dengan kegiatan sehari-hari dan budaya santri di pesantren Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ariel saat ia berpartisipasi dalam program pertukaran dua minggu antara pemuda China dan Indonesia yang diselenggarakan oleh PCINU China dan Sino-Nusantara Institute bekerjasama dengan Pondok Pesantren Matholiul Anwar di Lamongan, Jawa Timur.
“Saya tak habis pikir, santri di pesantren aktifitas sehari-hari mulai jam 3 dini hari hingga 11 malam, 20 jam non stop untuk belajar dan lainnya,” ujar Ariel.
Selama program tersebut, Ariel juga berbagi budaya dan bahasa Mandarin dengan siswa Matholiul Anwar.
Selama di pesantren, Ariel tinggal di kediaman KH. Khotib Sholeh di komplek pesantren tersebut. Ia mengikuti jadwal aktifitas di pesantren, seperti bangun sebelum subuh hingga tidur malam sekitar jam 10.
Tak hanya di pesantren, Ariel juga diajak berkeliling di desa-desa sekitar pesantren, melihat langsung budaya keseharian masyarakat setempat. Termasuk melihat langsung tradisi ziarah di makam Sunan Drajat, salah satu makam Walisongo yang berada di Lamongan.
Ariel Luo mempunyai jiwa keingintahuan yang sangat tinggi, tiap hari ia juga berdiskusi intens terkait keislaman dengan beberapa pengasuh pesantren. Dengan Bahasa inggris yang lancar, ia menanyakan banyak hal, semisal isi al Quran, ritual dalam beribadah, hingga permasalahan sehari-hari dan bagaimana islam menjawabnya.
Rois Syuriyah PCINU Tiongkok, Ahmad Syaifuddin Zuhri berharap program ini diharapkan tidak hanya belajar budaya di pesantren saja, tapi juga ke depan kita harapkan tercipta saling memahami antar budaya dua negara.
“Dengan belajar langsung, bisa tercipta kesadaran bersama untuk selalu mengenal satu sama lainnya,” katanya dalam sambutan penutupan pada Sabtu (28/1/2023) kemarin di PP Matholiul Anwar Lamongan.
Tak hanya berhenti disitu, ke depan ia akan terus mempromosikan pertukaran pemuda dua negara Indonesia-Tiongkok. Menjadi salah satu jembatan antar warga masyarakat kedua negara. Tambah Zuhri, yang juga Direktur Sino-Nusantara Insitute, menginisiasi program tersebut.
Ia juga sangat apresiasi akan dukungan penuh dari banyak pihak di lembaga-lembaga di bawah Yayasan Perguruan Pesantren Matholiul Anwar.