Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Perpres No 7 Tahun 2021
Acara Rembukan Desa Damai yang diselenggarakan secara daring oleh Wahid Foundation, Jumat (29/1)

Perempuan kian Terpuruk di Masa Pandemi, Wahid Foundation Berbagi Strategi



Berita Baru, Jakarta – Di tengah maraknya kekerasan berbasis gender di masa pandemi, Wahid Foundation berbagi kiat-kiat secara daring untuk menjadi perempuan berdaya pada Jumat (29/1).

Acara yang dibingkai dengan tema Rembukan Desa damai ini mengundang Nyimas Aliah, Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Kondisi Tertentu dan Situasi Khusus, dan Ainun Chomsun, Founder Akademi Berbagi, sebagai narasumber.

Baik Nyimas maupun Ainun sependapat bahwa pihak yang paling rentan di masa pandemi adalah perempuan. “Ini terjadi salah satunya karena di masyarakat kita perempuan masih harus mengemban beban ganda,” kata Nyimas.

Menurut Nyimas, beban ganda yang yang dimiliki perempuan berakibat pada terkurasnya energi, sehingga dari segi penularan virus, mereka lebih beresiko.

“Ini belum lagi kalau kita bicara tentang tuntutan bagi perempuan untuk selalu bisa menciptakan suasana rumah tangga yang nyaman dengan cara senantiasa senyum dan sebagainya,” jelas Nyimas.

Ainun menambahkan, satu lagi yang harus dipikul perempuan saat pandemi adalah tuntutan untuk tahu segalanya.

“Contohnya adalah ketika antara anak dan suami harus bekerja di rumah. Dalam kondisi begini, bila ada apa saja yang tidak beres seperti koneksi buruk atau charger ponsel tidak bisa, yang dipanggil pasti ibu,” tutur Ainun.

Adapun tentang kiat-kiat menjadi perempuan berdaya, dalam acara yang dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari 10 desa yang tersebar di 3 provinsi (Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat) ini, Nyimas mengandaikan adanya komunikasi yang asyik antara istri dan suami. “Komunikasi asyik ini lebih pada gaya persuasif, yaitu gaya yang landasannya adalah kesetaraan,” ujarnya.

“Jadi, ketika sejak awal suami sudah melihat bahwa tugas istri adalah dapur, maka komunikasi yang asyik pasti tidak bisa dibangun. Sebab landasannya sudah salah,” imbuhnya.

Di sisi lain, Ainun berpesan pada para perempuan untuk lebih melek teknologi, khusunya di masa pandemi.

“Ini penting karena dengan menguasai teknologi, kita sebagai perempuan bisa bergerak lebih optimal, seperti berdagang daring, menjadi pembawa acara virtual, dan sebagainya. Secara tidak langsung, saat perempuan bisa masuk ke ranah ini, maka saat itulah kita menjadi perempuan berdaya,” pungkas Ainun.