Perempuan Adat Mampu Kelola Hutan
Berita Baru, Jakarta – Direktur Eksekutif Perkumpulan Terbatas untuk Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Adat (PT PPMA) Naomi Marasian mengatakan bahwa dalam pengelolaan hutan, perempuan dan laki-laki merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah. Karena di masyarakat adat keduanya memiliki peran dan fungsi masing-masing.
“Kalau bicara keberlanjutan lingkungan, laki-laki dan perempuan itu satu kesatuan. Keduanya adalah kekuatan bersama yang harus diperkuat,” ungakap Naomi dalam Podcast PERSPEKTIF Beritabaru.co, Selasa (23/3).
Namun begitu, dalam pemanfaatan sumber daya alam, menurut Naomi, perempuan memiliki peran lebih banyak. Hal itu dikarenakan posisi perempuan bersinggungan lansung dengan kebutuhan dan ketersediaan pangan untuk keluarga.
“Hal tersebut sudah menjadi budaya atau kebiasaan sehari-sehari dalam berbagi peran di masyarakat adat. Masyarakat sejak dulu sudah menyadari dan berbagi peran dalam mengelola lahan atau hutan. Soal diskrimasinasi, itu persoalan sudut pandang,” ujarnya.
Melalui Podcast yang dipandu Davida Ruston Khusein dalam rangka memperingati International Women Day (IWD) 2021, Lentjie S. Y. leleulya, dari Balai PSKL Maluku – Papua mengatakan bahwa pemerintah memang secara implisit tidak menyebutkan untuk mendorong perempuan dalam keberlanjutan perhutanan sosial. Namun secara eksplisit, ada dalam kegiatan perhutanan sosial.
“Yaitu meberikan akses Kelola masyarakat setempat dengan tidak membedakan porsi bagi laki-laki dan perempuan. Karena kegiatan kebelanjutan kehutanan sosial tidak hanya pada akses kelola tetapi juga meberikan peningkatan kapasitas kepada masyakat setempat, masyarakat penerima ijin perhutanan sosial,” terangnya.
Selain itu, perempuan yang akrab disapa Ibu Leni ini juga mengungkapkan, kebijakan terkait pengembangan usaha penting dan harus dilakukan pemerintah. Karena akses distribusi sangat diharapankan perempuan adat.
“Ketika perempuan adat sudah semangat menjaga hutan sebagai kontribusi penambahan penghasilan, mereka mengharapkan asses untuk menjual hasil olahannya,” kata Ibu Leni.