Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Perdana Menteri GNA Libya: Fathi Bashagha Kembali ke Jabatannya
Menteri Dalam Negeri GNA Libya Fathi Bashagha kembali ke jabatannya dan menuntut audiensi publik ‘untuk mengungkap fakta’ kerusuhan yang berlangsung beberapa hari di Libya. Foto: Zoubeir Souissi / Reuters.

Perdana Menteri GNA Libya: Fathi Bashagha Kembali ke Jabatannya



Berita Baru, Internasional — Pada hari Kamis (3/9), Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya mengembalikan Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha pada jabatannya setelah mengumumkan penangguhannya pekan lalu menyusul protes terhadap korupsi dan kondisi kehidupan yang buruk.

Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Fayez al-Sarraj dalam sebuah unggahan Facebook yang menyebutkan bahwa Fayez al-Sarraj ‘mencabut penangguhan sementara’ Fathi Bashagha dan akan kembali ngantor pada hari itu juga.

Menurut Aljazeera, Bashagha juga mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah secara daring bahwa dia telah dipulihkan setelah lima jam mendengar tentang demonstrasi dan peran pasukan keamanan.

Bashagha menuntut diadakan audiensi publik untuk mengungkap fakta di balik protes keras beberapa hari kemarin di ibu kota dan di tempat lain di Libya barat

Protes tersebut berfokus pada buruknya pelayanan listrik dari pemerintah GNA dengan dasar pemadaman listrik yang berlangsung hampir sepanjang hari.

Di antara serangkaian insiden dalam unjuk rasa itu, salah seorang pengunjuk rasa diserang oleh orang-orang bersenjata dengan menggunakan peluru asli hingga menyebabkan beberapa orang terluka.

Pekan lalu Bashagha mengatakan bahwa orang-orang bersenjata dalam unjuk rasa itu juga menculik para demonstran dan menimbulkan kepanikan di antara penduduk dan mengancam keamanan dan ketertiban umum.’

Karena itu, ia berjanji untuk ‘melindungi warga sipil yang tidak bersenjata dari kebrutalan sekelompok preman.’

Sementara itu, Wakil Direktur Regional Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Diana Eltahawy mengkritik GNA karena bukannya mencegah milisi dan kelompok bersenjata yang kejam dan tidak bertanggung jawab ikut campur, GNA malah ‘memanfaatkan mereka untuk menjaga keamanan, penegakan hukum dan memerangi saingannya.’

“GNA memiliki tanggung jawab untuk menegakkan hak untuk protes damai, melindungi pengunjuk rasa dari mereka yang berusaha membungkam mereka dengan amunisi langsung dan mengatasi masalah mendasar yang telah membuat orang turun ke jalan,” kata Eltahawy dalam sebuah pernyataan.

Eltahawy dalam pernyataannya juga mendesak agar GNA segera membebaskan setidaknya enam pengunjuk rasa yang telah ditangkap.