Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Peran Islam dalam Demokrasi Indonesia di Era Kontemporer

Peran Islam dalam Demokrasi Indonesia di Era Kontemporer



Berita Baru, JakartaUniversitas Paramadina menggelar Diskusi Publik bertajuk “Islam dan Demokrasi di Indonesia: Perspektif dari Luar”  pada Selasa (25/6/2024). Adara menghadirkan Eunsook Jung dari University of Wisconsin, Center for Southeast Asian Studies dan Dosen Universitas Paramadina, Sunaryo  dengan dimoderatori oleh Didik J. Rachbini. Acara ini bertujuan untuk mengeksplorasi perubahan peran Islam dalam politik Indonesia serta dampaknya terhadap demokrasi.

Dalam diskusi tersebut, Eunsook Jung menggarisbawahi bahwa sejak Indonesia memulai era demokratisasi pada tahun 1999, peran Islam dalam politik telah mengalami transformasi signifikan.

“Sejak demokratisasi pertama kali pada tahun 1999, kita telah melihat peningkatan kecenderungan politik identitas yang lebih kuat dalam pemilihan 2019 dibandingkan dengan tahun 2014,” ujar Jung.

Ia menjelaskan bahwa dalam pemilihan 2019, terdapat perbedaan mencolok antara kelompok populis pro-Islam dan kelompok anti-Islam, yang mencerminkan polarisasi yang lebih tinggi dibandingkan pemilihan sebelumnya. Namun, dalam pemilihan 2024, kecenderungan ini mulai menurun.

“Pada pemilihan 2024, kandidat tidak terlalu menekankan posisi ideologis mereka. Sebaliknya, mereka fokus pada kebijakan yang lebih luas dan terkait dengan aksi nyata,” jelas Jung.

Jung juga membahas alasan di balik penurunan populisme Islam dalam pemilihan 2024 dan implikasinya bagi masa depan politik Indonesia.

“Banyak orang mengatakan bahwa kampanye anti-radikalisasi mungkin berhasil untuk pemilihan ini, tetapi tidak jelas berapa lama kebijakan ini akan tetap efektif,” tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa meskipun kelompok-kelompok Islamis mungkin tidak terlihat aktif dalam pemilihan 2024, mereka masih memiliki sumber daya dan kemampuan mobilisasi yang signifikan.

Selain itu, Eunsook Jung mencermati bagaimana demokrasi Indonesia dipandang sebagai yang terbaik di Asia Tenggara, meskipun terdapat tantangan dan ancaman kemunduran demokrasi.

“Indonesia dianggap sebagai demokrasi terbaik di Asia Tenggara, tetapi ada kekhawatiran tentang kemunduran demokrasi,” ujarnya.

Ia merujuk pada beberapa pengamat yang menyatakan bahwa kemenangan dalam pemilihan 2024 bisa menjadi tanda bahwa demokrasi Indonesia sedang menghadapi masa sulit.

Dalam diskusi tersebut, juga dibahas bahwa struktur masyarakat sipil yang kuat dan lembaga pendidikan yang kokoh merupakan infrastruktur penting bagi demokrasi di Indonesia.

“Demokrasi Indonesia masih memiliki potensi untuk berkembang karena adanya masyarakat sipil yang kuat dan lembaga pendidikan yang solid,” tambah Jung. Ia mengakhiri dengan harapan bahwa demokrasi Indonesia akan terus berkembang dan mengatasi tantangan yang ada.

Diskusi ini memberikan wawasan mendalam mengenai dinamika politik Indonesia dan peran Islam di dalamnya, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga keberlanjutan demokrasi. Para peserta diajak untuk terus memantau perkembangan politik dan berperan aktif dalam memperkuat demokrasi di Indonesia.