Penyelam Angkatan Laut AS akan Mencari Puing-puing ‘Balon Pengintai’ China
Berita Baru, Internasional – Angkatan Laut AS sedang mencoba untuk memulihkan puing-puing balon pengintai China yang diduga jatuh di lepas pantai Carolina Selatan pada hari Sabtu (4/2), kata Jenderal Glen VanHerck, Komando Utara AS dan Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara.
Seperti dilansir dari Sputnik News, VanHerck mencatat bahwa penyelam angkatan laut akan berusaha untuk memulihkan semua puing dan bahan apa pun yang bersifat intelijen, yang berkaitan dengan balon tersebut.
“Puing-puing itu berada di 47 kaki (14 meter) air, terutama. Itu akan membuat pemulihan cukup mudah, sebenarnya. Kami merencanakan air yang jauh lebih dalam,” kata VanHerck. Ia menambahkan bahwa: “Reruntuhan akan jatuh setidaknya dalam radius tujuh mil (11 km)”.
Jika berhasil, misi pemulihan balon tersebut diyakini dapat memberi AS informasi tentang kemampuan intelegensi China, meskipun berkali-kali pejabat AS telah meremehkan dampak balon tersebut terhadap keamanan nasional.
“China dengan tegas menentang dan memprotes keras hal ini. Pemerintah Tiongkok mengikuti perkembangan situasi dengan cermat,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Xie Feng.
Pernyataan Xie didahului oleh Kementerian Luar Negeri China yang menegur pasukan AS karena reaksi berlebihan AS terhadap balon tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap praktik internasional.
“Pihak China, setelah verifikasi, berulang kali memberi tahu pihak AS tentang sifat sipil dari pesawat tersebut dan menyampaikan bahwa masuknya balon tersebut ke AS karena force majeure sama sekali tidak terduga. Pihak China telah dengan jelas meminta pihak AS untuk menangani masalah ini dengan baik dengan cara yang tenang, profesional, dan terkendali,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan akhir pekan lalu.
Pernyataan itu datang setelah Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan pada hari Sabtu bahwa jet tempur F-22 telah berhasil menurunkan balon atas instruksi Presiden Joe Biden. Austin berpendapat bahwa benda terapung itu telah digunakan oleh China sebagai upaya untuk mengawasi situs-situs strategis di benua Amerika Serikat.
Pada hari Kamis, Pentagon mengumumkan telah mendeteksi apa yang disebutnya sebagai “balon mata-mata” dari China yang terbang berlama-lama di atas situs nuklir sensitif di negara bagian Montana, AS. Beijing menyebut balon itu merupakan pesawat sipil yang sedang melakukan penelitian ilmiah, terutama studi meteorologi, dan menyatakan penyesalannya karena telah tersesat secara tidak sengaja ke wilayah udara AS.