Pentagon Jajaki Kemungkinan COVID-19 Digunakan sebagai Senjata Biologis
Berita Baru, Internasional – Mengutip beberapa sumber anonim, kantor berita Politico melaporkan bahwa komunitas intelijen AS dan Departemen Pertahanan sedang mempelajari kemungkinan virus korona (COVID-19) untuk bisa digunakan oleh aktor negara atau non-negara sebagai senjata biologis.
Untuk sementara, Pentagon telah dilaporkan mulai memetakan potensi virus untuk digunakan dalam menargetkan individu dan kelompok tertentu. Virus COVID-19 sendiri sejauh ini telah berhasil menutup bagian-bagian utama ekonomi global.
Namun, sampai sekarang Pentagon belum bereaksi terhadap laporan Politico tersebut. Juru bicara Pentagon Mike Andrews menolak mengomentari laporan tersebut.
Dalam laporan Politico, seorang mantan pejabat administrasi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa “aktor yang berseteru” kemungkinan akan membuat virus korona tanpa perubahan. Hal ini dikarenakan ketika memanipulasi genom dari COVID-19 mungkin akan mininggalkan cap atau jejak yang mengarah kembali ke aktor itu sendiri. Sehingga, menurut sumber anonim tersebut, dengan cara itu, virus COVID-19 akan cukup untuk menginfeksi seseorang dalam kelompok yang ditargetkan, dan seluruh kelompok itu kemudian kemungkinan besar akan terinfeksi.
Virus korona sendiri sudah menunjukkan kemampuannya untuk menyebar dalam kelompok-kelompok sosial, terutama di antara mereka yang tinggal di tempat kecil atau yang sempit.
Sebagai contoh, kapal induk Amerika Serikat, USS Theodore Rosovelt, yang kini terpaksa meninggalkan tugasnya karena telah terpapar COVID-19. Dan kemungkinan kapal induk AS tersebut akan berada dalam status karantina selama berminggu-minggu.
Sementara itu, pada saat yang sama, virus COVID-19 kini sudah menyebar di segala penjuru dunia. Sehingga sulit untuk menentukan siapa yang dianggap bertanggung jawab.
Menurut laporan kantor berita ABC, yang mengutip dokumen penegak hukum yang diperoleh, FBI percaya bahwa kelompok-kelompok ekstrimis akan mencoba untuk menyebarkan virus dengan mendorong anggota-anggota mereka yang telah terinfeksi untuk melakukan kontak fisik dengan target kelompok tertentu agar ikut terpapar virus. Dan bukannya fokus menyembuhkan mereka yang terinfeksi.
Dalam laporan Politico, seorang pejabat pertahanan mengatakan bahwa saat ini, masalah virus korona yang berpotensi digunakan sebagai senjata biologis adalah “masalah yang berisiko rendah”, karena saat ini para pejabat lebih fokus pada asal-usul virus korona.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Presiden Trump yang baru-baru ini mengumumkan penyelidikan terhadap dugaan bahwa virus korona bocor dari laboratorium di Wuhan Cina.
Namun, para pejabat yang fokus pada masalah ini juga mengatakan kepada Politico bahwa para intelijen AS dan Pentagon sejauh ini gagal menemukan bukti kuat yang mendukung dugaan Presiden Trump tersebut.
Jika melihat data korban COVID-19, Amerika Serikat menjadi negara yang paling terpukul. Menurut data dari Worldmeter.info, per tanggal 24 April 2020 pukul 21.00 WIB, jumlah kasus COVID-19 di AS mencapai 887.786 kasus dan 50.295 kematian.
Sumber | Sputnik News |