Penguatan Moderasi Beragama Melalui Digital Movement: FISIP UB dan Lakpesdam NU Libatkan Komunitas Lintas Iman di Malang
Berita Baru, Malang – Sebagai upaya membumikan nilai-nilai toleransi dan merawat ruang kebinekaan melalui pendekatan digital, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya bekerja sama dengan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kota Malang menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Penguatan Moderasi Beragama melalui Digital Movement bagi Pemuda Komunitas Perdamaian Lintas Iman di Kota Malang”, Rabu (28/05/2025).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Emi Setyaningsih, M.Phil sebagai ketua pelaksana dan Dr. Mohamad Anas, M.Phil sebagai anggota tim pengabdian. Keduanya merupakan dosen FISIP UB yang aktif mengkaji isu-isu sosial keagamaan dan transformasi digital dalam masyarakat multikultural.
Dalam sambutannya, Emi menekankan pentingnya memperkuat narasi keberagaman melalui media digital agar tidak hanya menjadi ruang penyebaran ujaran kebencian, tetapi juga menjadi ruang edukatif yang membangun dialog antar iman. “Pemuda hari ini tidak cukup hanya memiliki semangat toleransi, tetapi juga perlu dibekali kapasitas untuk menyampaikan pesan damai secara kreatif melalui kanal digital,” ujarnya.
Kegiatan yang digelar di Oase Cafe & Literacy ini menghadirkan Al Muiz Liddinillah, seorang praktisi media dan konten kreator digital, sebagai narasumber utama. Dalam materinya, Muiz membagikan teknik dan strategi produksi konten damai yang efektif untuk platform media sosial, sekaligus menekankan pentingnya sensitivitas kultural dan narasi inklusif dalam setiap pesan yang disampaikan.
Peserta kegiatan terdiri dari berbagai elemen komunitas kepemudaan dan jaringan lintas iman di Kota Malang, antara lain Gerakan Gusdurian Muda Malang, Duta Damai Jawa Timur, serta sejumlah organisasi kepemudaan yang selama ini aktif dalam kerja-kerja sosial berbasis nilai perdamaian dan keberagaman.
Dr. Mohamad Anas, M.Phil, selaku anggota tim sekaligus peneliti isu-isu Islam Nusantara, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya transformasi pendekatan moderasi beragama ke dalam bentuk gerakan digital yang relevan dengan kultur anak muda saat ini. “Moderasi beragama tidak cukup di wacana; ia harus hidup di media dan praktik keseharian, terutama di tengah gempuran konten-konten yang mengaburkan nilai toleransi,” tegasnya.
Kegiatan pengabdian ini diharapkan menjadi model kolaboratif antara akademisi, organisasi masyarakat sipil, dan komunitas digital dalam membangun narasi keislaman yang damai, terbuka, dan kontekstual. Ke depan, FISIP UB dan Lakpesdam NU Kota Malang berkomitmen untuk mereplikasi program serupa ke berbagai wilayah dengan pendekatan yang lebih interaktif dan berbasis riset. (Izul/Luk)