Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pengembangan TPPI Olefin Dinilai akan Menciptakan Kemandirian Energi
Foto: The Insider Stories

Pengembangan TPPI Olefin Dinilai akan Menciptakan Kemandirian Energi



Berita Baru, Tuban — Salah seorang pengamat kebijakan publik, Adib Miftahul menilai, bahwa proyek pembangunan Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban akan menciptakan kemandirian energi bangsa.

Oleh karenanya, proyek itu harus didukung oleh semua pihak, tidak terkecuali jajaran Komisaris PT Pertamina (Persero) selaku induk dari PT TPPI sendiri.

Akan tetapi, kata dia, proyek itu berpotensi terhambat karena kebijakan yang dikeluarkan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang membentuk satuan tugas (satgas) investasi proyek TPPI.

Diketahui, tim Satgas dibentuk atas dasar untuk mensetlekan strategic partner dan proses tender. Tapi, lanjut Adib, kebijakan itu justru berpotensi membatalkan pelaksanaan proyek kilang TPPI.

Faktanya, tender dilaksanakan secara bersih dan transparan dengan pendampingan dari Tim Jamintel, Bareskrim POLRI, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan juga berkonsultasi dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), sehingga Governance-nya sangat terjaga dengan baik.

Kata Adib, pelaksanaan audit menyeluruh mengenai proses tender TPPI jauh lebih baik dilakukan dari pada mengeluarkan kebijakan yang berakibat membatalkan proyek ini.

“Jika Ahok tidak percaya dengan kinerja tim tendernya, ya lakukan saja Audit, ini jauh lebih baik dari pada harus membatalkan proyeknya. Apalagi proses tender sudah diawasi oleh berbagai badan negara, ini berarti Ahok juga tidak percaya pada kinerja badan-badan tersebut,” tutur Adib.

Hal itu merupakan kerugian besar bagi negara, dan sangat menguntungkan bagi pihak tertentu yang mengharapkan Indonesia melakukan impor migas terus-menerus.

“Padahal, sesuai intruksi Presiden Jokowi, proyek kilang TPPI di Tuban harus segera rampung dalam kurun waktu 3 tahun guna menekan impor migas,” tutr Adib, dikutip dari JPNN, Jumat (9/10).

Realisasi proyek pembangunan pabrik petrokimia itu, kata Adib akan mewujudkan komitmen Pemerintah Indonesia dalam menekan defisit migas sekarang.

Perlu diketahui, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) menargetkan Pembangunan proyek tersebut berlangsung selama tiga tahun, yakni Desember 2021, hingga berproduksi pada April 2024.