Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pengayaan Uranium Ditambah, Rusia Khawatir Iran Kena Sanksi
(Foto : Dunia Tempo.co)

Pengayaan Uranium Ditambah, Rusia Khawatir Iran Kena Sanksi



Berita Baru, Internasional – Pemerintah Rusia menyatakan khawatir terhadap keputusan Iran untuk meningkatkan proses pengayaan uranium. Sebab hal itu dianggap bisa memperkeruh pertikaian dengan Amerika Serikat dan malah membuat Iran kembali dijerat dengan sanksi.

“Kami sedang memperhatikan dan memantau perkembangan situasi tersebut. Perombakan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tentu saja menjadi pertanda yang tidak baik karena kami mendukung kelanjutan kesepakatan ini,” kata juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, kepada AFP, Rabu (6/11).

Peskov kemudian menambahkan bahwa di saat yang sama pemerintah Rusia juga memahami kekhawatiran Iran terhadap sanksi yang belum pernah dijatuhkan.

Iran telah memutuskan untuk menambah pengayaan uranium menjadi lima kilogram per hari sebagai bentuk kekecewaan atas sikap AS karena keluar dari perjanjian nuklir (JCPOA) pada 2015. Mereka juga memilih menunda menjalankan berbagai persyaratan yang tercantum dalam kesepakatan itu sejak Mei lalu.

Amerika Serikat mundur dari perjanjian tersebut pada Mei 2018 dan kembali menerapkan sanksi untuk Iran.

Keputusan tersebut memicu respon dari Uni Eropa yang meminta Iran untuk membatalkan penambahan cadangan dan melanjutkan proses pengayaan uranium tersebut.

“Kami telah mendesak Iran untuk membatalkan langkah-langkah seperti itu tanpa penundaan dan menahan diri dari berbagai langkah lain yang bisa merusak perjanjian nuklir,” kata juru bicara untuk kepala diplomat Uni Eropa Federica Mogherini, Maja Kocijancic.

Ia juga mengingatkan Iran untuk konsisten tetap menjalankan kesepakatan nuklir. Kesepakatan itu dibuat supaya Iran menekan proses pengayaan uranium dan menghentikan program nuklir.

Namun, AS memutuskan keluar dari kesepakatan itu dengan alasan Iran tetap melanjutkan membangun persenjataan berupa rudal dan terlibat dalam sejumlah konflik di Timur Tengah.

Sumber : CNN