Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Peneliti LIPI : Diduga Virus Corona Baru Tidak Bertahan Lama di Iklim Tropis
Ilustrasi iklim panas di Indonesia (Foto:Istimewa)

Peneliti LIPI : Diduga Virus Corona Baru Tidak Bertahan Lama di Iklim Tropis



Berita Baru, Jakarta – Salah satu peneliti mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra mengatakan suhu dan kelembaban udara dapat berpengaruh terhadap penyebaran virus corona (SARS-CoV-2).

Sugiyono mengatakan bahwa analisis sebuah studi terhadap ketahanan virus corona semakin berkurang dalam temperatur atau suhu panas dan kelembaban tinggi.

“Memang ada beberapa studi yang menyatakan bahwa temperatur dan kelembaban udara dapat mempengaruhi penyebaran Covid-19. Pernyataan tersebut merupakan hasil analisis dari jumlah penderita Covid-19 di berbagai negara yang dikaitkan dengan kondisi lingkungan setempat,” ujar Sugiyono seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (07/4).

Secara umum, lanjut Sugiyono, kasus Covid-19 saat ini terfokus di belahan bumi utara yang sedang mengalami musim dingin dengan temperatur di bawah 18 derajat celcius dan kelembaban kurang dari dari 9 g/m3.

Sehingga, menurutnya muncul dugaan bahwa virus corona baru tidak akan bertahan lama di daerah tropis yang memiliki suhu panas dan kelembapan tinggi.
 
Sugiyono menambahkan dalam studi juga menyebutkan ketahanan virus yang menurun akibat temperatur dan kelembaban yang tinggi secara otomatis membuat penyebaran diprediksi akan semakin melambat.

“Situasi itu membuat Covid-19 seperti virus flu musiman yang umumnya berakhir ketika musim panas tiba,” ujarnya.

Menurutnya, virus yang sudah masuk ke dalam tubuh tidak akan terpengaruh dengan temperatur dan kelembaban lingkungan. Temperatur dan kelembaban tinggi hanya menurunkan ketahanan virus di luar tubuh.

“Ketika virus sudah di dalam tubuh dan ditularkan secara cepat lewat kontak langsung, faktor tersebut bisa saja tidak berpengaruh,” ujarnya.

Namun, Sugiyono menyampaikan bahwa ruangan tertutup dan sirkulasi udara yang tidak baik dapat memperparah penyebaran virus Covid-19.

“Dari bukti sejauh ini, virus Covid-19 dapat ditularkan di semua area, termasuk daerah dengan cuaca panas dan lembab. Yang pasti, setelah ditetapkan pandemi oleh WHO, Covid-19 bisa menyerang siapapun dan di mana pun, tidak memandang ras maupun letak geografisnya,” ujar Sugiyono.

Tetap Melakukan Pencegahan

Sugiyono menghimbau agar semua pihak tetap intensif melakukan pencegahan penularan Covid-19. Ia tidak ingin meskipun temperatur di Indonesia meningkat kemudian membuat upaya penanggulangan pandemi tidak lagi dilakukan dengan baik.

“Bukan berarti pula kita akhirnya beranggapan bahwa di daerah tropis, seperti di Indonesia di mana suhu dan kelembapannya tinggi, SARS-CoV-2 tidak akan menyebar separah di China dan beberapa negara Eropa,” ujar Sugiyono.

“Kita juga harus tetap waspada dan tetap mempraktikkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), kebersihan lingkungan, serta membatasi interaksi sosial atau kerumunan. Walaupun demikian, semoga saja prediksi itu benar sehingga pandemi ini pun akan cepat berakhir,” pungkas Sugiyono.