Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pendiri PSSI Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional
Sumber foto: Indosport

Pendiri PSSI Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional



Berita Baru, Sepak Bola — Pendiri PSSI, Soeratin Sosrosugondo diusulkan sebagai pahlawan nasional. Diungkapkan oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan yang akrab disapa Iwan Bule dalam peringatan HUT PSSI ke-90 hari ini, Minggu (19/4).

“Segala hormat dan doa kita sampaikan kepada Allah SWT untuk para pahlawan sepak bola yang telah berpulang mendahului kita, terutama almarhum Soeratin Sosrosugondo,” ucap Iwan Bule dikutip PSSI.

“Kami akan terus berjuang, supaya almarhum Bapak Soeratin bisa memperoleh anugerah pahlawan nasional, atas seluruh jasanya membuat sepak bola sebagai alat pemersatu bangsa pada era pergerakan menuju kemerdekaan,” tambahnya.

Pada 19 April 1930 silam,  tujuh belas tokoh dari tujuh perwakilan klub Perserikatan berkumpul membentuk organisasi sepak bola di Indonesia. Organisasi itu diberi nama PSSI.

Seorang insinyur teknik sipil lulusan Jerman, Soemantri merupakan sosok yang menggagas pembentukan PSSI, sekaligus Ketua Umum PSSI pada sepuluh tahun pertama.

Sembilan dekade berlalu, Soeratin belum diangkat sebagai pahlawan nasional. Padahal, jasa-jasanya sangat banyak bagi sepak bola Tanah Air.

Dengan spirit Sumpah Pemuda yang diikrarkan dua tahun sebelumnya, PSSI resmi berdiri sebagai media perjuangan bangsa, melawan kolonial melalui sepak bola. Hingga sampai sekarang sepak bola menjadi olahraga yang digemari di Indonesia.

Pendiri PSSI Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional
Sumber foto: Dokumen Kompas

Tujuh klub pendiri PSSI itu yakni Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB), Perserikatan Sepakraga Mataram (PSM), Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB), Madioensche Voetbal Bond (MVB), Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM), dan Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB).

Klub-klub tersebut merupakan pendiri PSSI bersama Soeratin dalam pertemuan di Yogyakarta, 19 April 1930. Nama dengan Bahasa Belanda adalah nama pertama yang dipakai mengingat situasi pada masa kolonial.

Tetapi, eferensi dari buku “Sepak Bola Perjuangan (PSSI 1930-1940): Melawan Penjajahan dari Lapangan Hijau”, mengatakan sebenarnya banyak klub dari berbagai nusantara yang ingin datang menghadiri pembentukan PSSI di Yogyakarta, namun terkendala transportasi. Akhirnya, hanya tujuh klub yang bisa hadir dalam pertemuan ketika itu.