Pemimpin Senior Al-Qaeda di Suriah Dikabarkan Tewas
Berita Baru, Damaskus – Seorang pemimpin senior Al-Qaeda di Suriah dikabarkan tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) pekan lalu, mernut Fox News dengan mengutip pejabat pertahanan, Kamis (30/9).
“Tidak ada indikasi korban sipil,” kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
“Serangan ini melanjutkan operasi AS untuk menurunkan jaringan teroris internasional dan menargetkan para pemimpin teroris yang berusaha menyerang tanah air AS dan kepentingannya serta sekutunya di luar negeri,” imbuhnya.
Menurut laporan Fox News, pemimpin senior Al-Qaeda bernama Salim Abu-Ahmad tewas dalam serangan udara AS di dekat Idlib, Suriah.
Dia dilaporkan bertanggung jawab atas pengorganisasian, pendanaan, dan sanksi serangan Al-Qaeda di berbagai wilayah.
Korban yang sebelumnya tidak disebutkan namanya dilaporkan diangkat dari mobil di dekat rute Idlib-Binnish di timur provinsi Idlib.
Pasukan Amerika melakukan ‘serangan kontraterorisme kinetik’ di dekat provinsi Idlib yang menargetkan pemimpin senior kelompok ekstremis, menurut pernyataan Komando Pusat AS pekan lalu.
“Indikasi awal adalah bahwa kami menyerang individu yang kami tuju, dan tidak ada indikasi korban sipil akibat serangan itu,” kata Letnan Angkatan Laut Josie Lynne Lenny seperti dikutip dalam sebuah pernyataan tersebut.
Sebelumnya, AS telah melakukan beberapa serangan di daerah itu, mengklaim telah menargetkan teroris Al-Qaeda, mendiang pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, yang dilaporkan bersembunyi di provinsi Idlib setelah melarikan diri dari Suriah timur.
Terlepas dari kenyataan bahwa AS tidak pernah memperoleh mandat Dewan Keamanan PBB atau permintaan dari Damaskus untuk mengirim pasukan ke Republik Arab, pasukan AS ditempatkan di Suriah dan melakukan operasi militer di sana.
Kehadiran pasukan AS di tanah Suriah, serta keterlibatan mereka dalam eksploitasi dan ekspor sumber daya alam negara itu, dianggap ilegal oleh pemerintah Suriah.
Pekan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa AS harus menarik pasukannya dari negara lain di Timur Tengah dengan cara yang sama seperti yang dilakukannya dari Afghanistan pada akhir Agustus. Menurut Erdogan, kontingen militer AS di Suriah dan Irak harus ditarik untuk ‘melayani perdamaian di seluruh dunia.’