Pemerintah Target Vaksinasi Gotong Royong Usai Idul Fitri
Berita Baru, Jakarta – Program vaksinasi Gotong Royong yang menyasar kelompok karyawan dan buruh di Indonesia, ditarget oleh Pemerintah mulai dilakukan pada Senin 17 Mei 2021.
Menurut Arya Sinulingga, Juru Bicara Menteri BUMN dan Koordinator Komunikasi Publik KPCPEN pemerintah telah siap menyelenggarakan vaksinasi Gotong Royong dalam upaya percepatan “herd immunity'” atau kekebalan komunal usai Idul Fitri 1442 hijriah.
“Indonesia telah kedatangan vaksin Shinoparm sebanyak 1 juta dosis pada akhir April 2021 lalu diperuntukkan bagi program vaksinasi Gotong Royong yang berbeda dengan program vaksinasi pemerintah,” kata Arya Sinulingga, dalam siaran pers, dikutip dari tempo.co, (9/5).
Arya mengatakan bahwa Pemerintah sudah menjalankan program vaksinasi gratis bagi semua masyarakat sejak Januari 2021. Hal serupa juga ingin dilakukan kalangan pengusaha di bawah koordinasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Mereka, Menurut Arya, ingin membantu percepatan vaksinasi COVID-19 melalui vaksinasi Gotong Royong.
“Caranya adalah para pengusaha ini ingin memvaksinasi karyawan atau buruhnya. Inilah kontribusi mereka untuk pemerintah dan untuk negara. Dana, pembeliannya, dan proses vaksinasinya ditanggung oleh teman-teman swasta yang terdaftar oleh KADIN,” ujarnya.
Lebih lanjut Arya mengungkap, saat ini pemerintah telah mematangkan peraturan, supaya vaksinasi Gotong Royong nantinya tidak boleh dibebankan kepada karyawan atau buruh. Langkah ini dilakukan untuk menghindari terjadinya komersialisasi vaksin COVID-19.
“Pengadaan vaksin untuk program Gotong Royong ini dilakukan oleh Pemerintah atau BUMN. Namun dalam pelaksanaan nanti, akan menggandeng pihak swasta,” kata Arya.
Wakil Ketua Umum KADIN, Shinta Widjaja Kamdani memaparkan, sejak Februari hingga Maret 2021 hampir 17.832 perusahaan yang mendaftar untuk menjadi peserta vaksinasi Gotong Royong, jumlah pesertanya mendekati angka 8,6 juta orang.
Menurut Shinta, hingga saat ini KADIN masih menunggu keputusan Kementerian Kesehatan untuk penentuan harga per dosis vaksin COVID-19. Dia juga menjelaskan terkait tahap pelaksanaan vaksinasi yang akan dilakukan secara bertahap.
“Karena jumlah yang datang ini juga bertahap dan awalnya terbatas, kita tidak mungkin bisa sekaligus semua. Jadi, memang perusahaan yang mendaftar ini juga harus bersabar, untuk mendapatkan gilirannya nanti,” ujar Shinta.
Bambang Heriyanto, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Bio menambahkan bahwa pihaknya ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam pengadaan vaksin Gotong Royong.
“Untuk vaksin Sinopharm, anak usaha Bio Farma, Kimia Farma, akan menjalankan pengadaan hingga distribusinya ke fasilitas kesehatan swasta maupun milik holding Bio Farma,” ungkap Bambang.
Lebih lanjut Bambang menekankan bahwa apa yang dilakukan pemimpin perusahaan, pada prinsipnya sama dan sejalan dengan pemerintah. Yang memberdakan, lanjut Bambang, hanya dalam bentuk pembiayaannya.
“Kalau kita menunggu program Pemerintah, berarti kita harus menunggu giliran. Kalau nanti vaksinasi Gotong Royong, tetap juga gratis diberikan, tapi nanti ditanggung oleh perusahaan,” kata Bambang. (MKR)