Pemerintah Gerak Cepat Merespons Lonjakan Kasus COVID-19 di Daerah
Berita Baru, Jakarta – Perkembangan lonjakan kasus Covid-19 pasca libur lebaran 2021 telah diprediksi sebelumnya. Beberapa wilayah seperti Kudus dan Bangkalan melaporkan kejadian luar biasa kasus Covid-19 yang mengakibatkan ruangan isolasi dan intensif di rumah sakit di dua daerah tersebut penuh.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan bergerak cepat mendukung fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di dua daerah tersebut untuk menekan lonjakan kasus.
“Ada beberapa tindakan yang harus dilakukan dan dibedakan. Untuk daerah-daerah dengan kondisi lonjakan kasusnya tinggi, kita harus memberikan dukungan fasilitas kesehatan seperti bantuan tempat tidur, alat-alat medis, termasuk mendukung persediaan obat-obatan dan menambah alokasi tenaga kesehatan. Kemenkes juga melakukan mitigasi dan evaluasi dalam rangka membantu manajemen pelayanan kesehatan bagi daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus tinggi tersebut,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (10/6/2021).
PPKM Mikro yang menjadi langkah antisipasi hingga level RT/RW juga diperketat di daerah- daerah yang belum mengalami lonjakan kasus tinggi. “PPKM Mikro akan terus kita lanjutkan di 34 Provinsi, sampai kondisi waspada ini kita lampaui dan terbukti mampu menurunkan kasus Covid-19,” terang Dante.
Pada kesempatan yang sama Bupati Kudus HM Hartopo juga melaporkan kondisi Kudus saat ini agak melandai kasusnya. “Memang masih ditemui permasalahan seperti perlunya tambahan SDM kesehatan, fasilitas, dan obat-obatan. Maka dari itu, kita mulai mengalokasikan anggaran untuk memenuhinya, sehingga di minggu depan kita bisa maksimalkan pusat-pusat isolasi mandiri warga di Kudus,” jelasnya.
Peninjauan langsung yang dilakukan Menteri Kesehatan ke Kudus beberapa waktu lalu juga turut mendorong vaksinasi di Kudus dengan mengalokasikan vaksin Covid-19 sebanyak 50 ribu dosis untuk mempercepat vaksinasi di daerah tersebut. “Sehingga saat ini kita melakukan vaksinasi dengan gencar-gencarnya di Kudus,” ujar HM Hartopo.
HM Hartopo mengakui kejadian di Kudus diluar prediksinya dan jajarannya karena selama Kudus melaksanakan vaksinasi sebelum lebaran, hanya ada 60 kasus Covid-19 dan semuanya tanpa gejala. Peningkatan yang terjadi diduga akibat adanya pergerakan pemudik ke Kudus saat lebaran 2021 lalu.
“Evaluasi dari Pemerintah Kabupaten Kudus terhadap kejadian ini adalah menutup semua akses keluar-masuk Kadus. Apabila keperluan masyarakat tidak terlalu penting, maka warga yang ingin masuk Kudus diminta putar balik,” terangnya.
Kementerian kesehatan sendiri sudah memiliki pemodelan untuk memprediksi puncak lonjakan kasus Covid-19 pasca lebaran, “Tingkat kasus kira-kira akan berlangsung selama 6-7 minggu dari puncak mobilisasi. Dengan penerapan PPKM Mikro dan keterlibatan masyarakat secara luas, kita bisa menekan penularan ini,” tambah Dante.
Dante juga mengimbau apabila ada liburan panjang lagi, masyarakat hendaknya menahan diri dari melakukan perjalanan. “Apa yang terjadi adalah tanggung jawab kita bersama. Apa yang terjadi di Kudus tidak hanya tanggung jawab pemerintah daerah Kudus, tapi juga tanggung jawab secara nasional untuk memberikan kontribusi yang efektif,” tegasnya.
Selain di Kudus, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, juga menjadi sorotan nasional karena jumlah keterisian rumah sakit terus bertambah. “Di RSUD Bangkalan saat ini dari 150 tempat tidur kami yang sudah terisi 105. Itu sekitar 70 persen jumlah keterisiannya. Kejadian ini bermula 2 minggu pasca-Lebaran. Puncaknya terjadi pada Jumat dan Sabtu lalu, dengan rata-rata pasien yang datang ke RSUD bergejala cukup buruk,” terang Kepala RSUD Bangkalan Nunuk Kristianti,.
Tenaga kesehatan dan tenaga pendukung di RSUD Bangkalan juga sampai tertular Covid-19. “Yang terinfeksi hingga mencapai 20 orang, 10 orang tenaga kesehatan dan sisanya tenaga administrasi,” jelas Nunuk.
Di Bangkalan, Kemenkes juga bergerak cepat dengan memberikan dukungan peralatan dan fasilitas kesehatan. Selain itu, rumah sakit di Surabaya juga disiapkan untuk menjadi rumah sakit penyangga bagi pasien Covid-19 rujukan dari Bangkalan, Madura.
“Saya mengimbau kepada masyarakat agar mengenali gejala Covid-19. Masyarakat diharapkan agar tidak malu memeriksakan diri dan bekerja sama dalam melaksanakan testing agar turut menekan lonjakan kasus Covid-19,” imbau Nunuk.