Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemerintah Akan Beri Santunan Korban Gagal Ginjal Akut
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan keterangan pers usai acara Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi untuk Percepatan Penurunan Stunting, di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (28/2). (Foto: Istimewa)

Pemerintah Akan Beri Santunan Korban Gagal Ginjal Akut



Berita Baru, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memberikan santunan kepada korban kasus gagal ginjal akut. Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut santunan tersebut telah didiskusikan dengan Menko PMK Muhadjir Effendy.

“Tadi baru diomongin sama Pak Menko, karena itu kewenangannya nggak ada di kita, nanti Pak Menko akan bantu meneruskan, tapi kita sudah meminta ada dua yakni penerima bantuan iurannya ditanggung dan ada santunan,” kata Menkes Budi usai acara Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi untuk Percepatan Penurunan Stunting, di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (28/2).

“Nah sekarang Pak Menko yang akan membantu mengkoordinasikan dengan Kementerian lain karena wewenangnya ada di sana,” sambung Menkes Budi.

Menurut Budi, untuk yang sakit akan dibayarkan biaya BPJS dari pasien tersebut. Sedangkan, untuk yang meninggal dunia, dia menyebut untuk akan diberi santunan.

“Jadi ada dua, kalau yang terkena penyakit, obatnya ditanggung oleh BPJS kesehatan kita bayarin premi, dan untuk yang meninggal ada santunan,” ujar dia.

Sebelumnya, dilansir dari detikHealth, kasus baru gagal ginjal akut baru pada anak yang terkonfirmasi hingga saat ini baru 1 kasus. 

Sementara dua laporan lain gagal ginjal yang terjadi di Jawa Barat dan Maluku berstatus suspek, kemungkinan besar pemicunya disebabkan oleh infeksi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan jika kasus terbaru gangguan ginjal akut pada anak (GGAPA) yang terkonfirmasi hanyalah kasus yang ada di Jakarta.

“Jadi gagal ginjal yang confirm itu satu kasus yang di Jakarta. Yang kemarin ada suspek di Cirebon Jawa Barat dan di Maluku itu indikasinya masih belum confirm,” ucap Menkes, Selasa (21/2).

“Secara klinis sesudah dikasih obat kok cenderungnya ke infeksi,” tegasnya.