Pembayaran Digital di Pakistan Meroket
Berita Baru, Islamabad – Selama tahun fiskal 2021-2022 (Juli 2021-Juni 2022), pembayaran digital di Pakistan meroket dengan meningkatnya penggunaan ponsel dan internet, menurut pejabat State Bank of Pakistan (SBP).
SBP telah mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperkuat infrastruktur sistem pembayaran dan kerangka peraturan di negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan aksesibilitas dan menurunkan biaya layanan keuangan bagi para pelanggan, terutama melalui saluran digital, kata pejabat bank tersebut pada Sabtu (24/12) mengutip laporan dari SBP.
Menurut laporan tersebut, jumlah pengguna ponsel dan perbankan internet (internet banking) masing-masing mencapai 8,4 juta dan 12,3 juta selama tahun fiskal 2021-2022.
Laporan menambahkan bahwa dalam hal transaksi, layanan perbankan melalui ponsel (mobile phone banking) meningkat 100,4 persen menjadi 387,5 juta transaksi, sementara perbankan internet tumbuh sebesar 51,7 persen menjadi 141,7 juta transaksi selama tahun fiskal tersebut.
Dalam hal nilai, pertumbuhan perbankan ponsel dan perbankan internet masing-masing mencapai 141,1 persen atau 11,9 triliun rupee (1 rupee Pakistan = Rp69,15) dan 81,1 persen atau 10,2 triliun rupee, urai laporan itu.
Transaksi e-commerce juga mencatat tren serupa, dengan volume membukukan pertumbuhan sebesar 107,4 persen menjadi 45,5 juta transaksi dan nilainya meningkat sebesar 74,9 persen menjadi 106 miliar rupee, menurut laporan itu, sebagaimana dikutip dari Xinhua News.
Demikian pula, jumlah penjual e-commerce yang terdaftar di berbagai bank meningkat menjadi 4.887 penjual dari 3.003 penjual selama periode tersebut. Jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Pakistan juga tumbuh sebesar 4,8 persen pada tahun fiskal lalu, mencapai 17.133 ATM.
SBP mengatakan bahwa berbagai langkah, seperti mendorong dan mengembangkan infrastruktur pembayaran yang pengoperasiannya dapat saling terhubung, merilis peraturan yang membantu terutama untuk penyedia pembayaran ritel, memastikan kepercayaan dan keamanan saluran pembayaran digital, serta mempromosikan teknologi baru, telah menyebabkan lonjakan sistem pembayaran digital di negara Asia Selatan itu.