Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pembangunan IKN Gunakan Pelapis Kedap Air: Hadapi Perubahan Iklim
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pastikan pembangunan pusat latihan sepak bola di IKN, Jumat (24/2). (Foto: Tangkap Layar)

Pembangunan IKN Gunakan Pelapis Kedap Air: Hadapi Perubahan Iklim



Berita Baru, Jakarta – Deputi Bidang Sarana dan Prasarana OIKN (Otorita Ibu Kota Negara), Silvia Halim mengatakan strategi pembangunan IKN diawali proses identifikasi potensi bencana terutama akibat perubahan iklim. Salah satu parameternya adalah melalui penggunaan waterproofing.

Silvia menjelaskan, waterproofing merupakan pelapis kedap air yang mampu menahan dan mencegah penetrasi air sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya kerusakan pada bangunan.

“Perubahan iklim itu sebuah keniscayaan. Maka sebuah kewajiban juga bagi kita untuk mengantisipasinya,” kata Silvia dalam diskusi “Geliat IKN Menyongsong Masa Depan’ yang diadakan Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Jakarta, Senin (6/3), sebagaimana dikutip dari infopublik.id.

“Dalam hal ini salah satu parameter kita pada saat melakukan pembangunan adalah menyediakan waterproofing untuk memastikan infrastruktur yang kuat terhadap ancaman perubahan iklim tersebut,” sambung Silvia.

Dari awal pembangunan IKN, Silvia mengatakan, pihaknya telah memastikan pembangunan yang sustainable, yang sesuai dengan kondisi topografi wilayah sehingga tahan terhadap perubahan iklim. Pembangunan IKN selalu didahului oleh proses penyesuaian dan identifikasi terhadap potensi bencana.

“Contohnya untuk yang banjir, bagaimana pada saat mencegah kita harus sesuaikan dengan topografinya. Topografi IKN kan hilly atau berbukit. Jadi pembangunan kita disesuaikan, tidak mungkin diratakan,” beber Silvia.

Selain itu, pembangunan IKN sejauh ini berkonsentrasi pada keutuhan lingkungan hidup serta konektivitas pembangunan dengan wilayah-wilayah sekitar. Juga pada penyerapan tenaga kerja serta keterlibatan pengusaha-pengusaha lokal. Ini dilakukan agar keutuhan ekologi tetap terjaga dan masyarakat sekitar diberdayakan secara ekonomi.

“Dalam melakukan pembangunan tetap harus memperhatikan dampak lingkungan. Harus tetap hati-hati, tidak asal buka hutan sehingga dampaknya bisa diminimalisir di tengah gencarnya pembangunan fisik,” ujarnya.

Disamping itu, Otorita IKN juga sudah memastikan pembangunan IKN terkoneksi dengan wilayah sekitar khususnya Samarinda dan Balikpapan. Termasuk memberi ruang untuk menyerap tenaga kerja dan keterlibatan pengusaha-pengusaha lokal.

IKN Kota Hijau

Dalam kesempatan itu Silvia menyebut, IKN dibangun dengan konsep Kota Hijau atau Kota Hutan (Forest City) yang ramah lingkungan. Hal itu dilakukan dengan mengidentifikasi ciri-ciri Kota Hutan yang berkelanjutan melalui pemetaan Kawasan. 

Selain itu akan didukung pula melalui pemberlakukan transportasi publik yang dominan. “Antara lain kita set up 75 persen itu harus area hijau, bahkan dari 75 persen itu, 65 persen adalah hutan. Kemudian hanya 25 persen yang dijadikan bangunan,” tegasnya.

Pihaknya, kata Silvia, memperkuat IKN sebagai kota yang berkelanjutan. Hal ini ditandai dengan penggunaan transportasi publik yang dominan. Di mana berdasarkan rencananya, 80 persen mobilitas warganya bergerak menggunakan transportasi publik.

Sementara itu, untuk mendukung pelibatan masyarakat lokal sekaligus sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi. Masyarakat diberi pelatihan SDM dari pekerja konstruksi hingga barista. Demikian untuk UMKM, harus diberdayakan sehingga berpengaruh terhadap penghasilan mereka.

“Sebagai salah satu contoh di Hunian Para Pekerja (HPK) terdapat kantin dikelola oleh komunitas Wanita dari Kalimantan Timur yang mensupport dengan menyediakan makanan. Jadi semuanya adalah UMKM lokal,” pungkas Silvia.