Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

RMI
Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, gelar GERAKAN PESANTREN ASUH (GPA) dengan tajuk Konser Santri Untuk Indonesia. (Foto: RMI)

Peduli Anak Korban COVID-19, RMI Gelar Gerakan Pesantren Asuh



Berita Baru, Jakarta – Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, menyelenggarakan GERAKAN PESANTREN ASUH (GPA). Hal itu dilakukan untuk mengajak semua pihak peduli dengan masa depan anak-anak yang menjadi korban COVID-19.

“Dan pesantren-pesantren di seluruh Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap korban tersebut untuk bekerja saling bahu-membahu mendidik dan mengasuh para yatim piatu korban COVID 19 agar bisa mencapai masa depan sesuai cita-cita dan harapan mereka,” kata PIC Panitia/RMI PBNU, Mohammad Alfuniam Alwie dalam rilisnya, Sabtu (30/10).

Acara dengan tajuk “Konser Santri Untuk Indonesia” ini akan diselenggarakan di Surabaya pada hari Minggu, 31 Oktober Oktober 2021 mulai 19.00 WIB. Penyelenggara menghadirkan legenda Qasidah Indonesia ‘NASIDA RIA’, Gus Miftah,  Tulus, Tompi, Marjuki Kil The DJ, Feby Putri, Pamungkas dan sejumlah nama lain.

Konser Santri untuk Indonesia terselenggara atas kerjasama RMI PBNU, TV9 Nusantara dan Rajawali Communications. Disiarkan secara LIVE oleh TVNU, TV9 dan sejumlah kanal youtube milik artis pengisi acara.

Menurut Kang Niam, sapaan akrabnya, keputusan tersebut dibuat berangkat dari rekam jejak pesantren sebagai lembaga pendidikan yang bisa menaungi pembelajaran dan pembentukan karakter anak-anak dengan aman, terutama bagi santri atau calon santri yang memiliki nasib kurang beruntung.

“Dalam konteks Indonesia di masa pandemi seperti sekarang, pesantren menjadi tempat yang aman bagi anak-anak tanpa orang tua (Yatim, Piatu atau Keduanya) yang disebabkan Pandemi Covid 19,” jelas Kang Niam.

Ia menyebut, jumlah Pondok pesantren di seluruh Indonesia tercatat sebesar 27 .722. “Dari jumlah tersebut, ada sekitar 23.000-an pesantren NU yang tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai jenjang pendidikan baik formal maupun informal,” tambahnya.

“Ikhtiar pertama yang kami kerjakan untuk mewujudkan Gerakan Pesantren Asuh ini adalah dengan menyelenggarakan Penggalangan Dana (Fundraising) publik dalam bentuk lelang barang-barang dari tokoh-tokoh NU,” tutur Kang Niam.

“Adapun Malam Amal penggalangan dana (fundraising) GPA akan melelang beberapa barang pribadi  yang memiliki nilai sejarah dari kehidupan para masyayikh sebagaimana barang dari Makam Mbah Mutamakkin dan pakaian pribadi mbah KH. Sahal Mahfudh, hingga property milik para influencer sebagaimana Gus Baha’, Gus Miftah dan Penanyi Jazz, Tompi,” tukasnya.