PCINU Tiongkok Gelar Diskusi Buku ‘Santri Indonesia di Tiongkok’ di Enam Kota
Berta Baru, Jakarta – Program “Nihao Ramadan” yang digagas oleh PCINU Tiongkok telah menggelar rangkaian safari dan diskusi buku “Santri Indonesia di Tiongkok” di enam kota di Indonesia.
Safari dimulai dari Pesantren Darul Amanah Kendal, Jawa Tengah, dan berlanjut ke UIN Ar-Raniry Banda Aceh, UNU Pontianak, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Institut PADHAKU Indramayu, hingga ditutup di kampus UNU NTB Mataram.
“Hasyim Habibi, mewakili PCINU Tiongkok, menyampaikan, ‘Selama ramadan ini, Safari enam kota di enam provinsi, roadshow Seminar dan Diskusi Buku ‘Santri Indonesia di Tiongkok’ yang kick-off di Pesantren Darul Amanah Kendal, Jawa Tengah (8/3/2024), lanjut di UIN Ar-Raniry Banda Aceh (19/3), UNU Pontianak (22/3), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (25/3), Institut PADHAKU Indramayu (26/3) dan terakhir, ditutup di kampus UNU NTB Mataram’,” ungkap Hasyim Habibi pada Kamis (28/3/2024) kemarin.
Acara yang diinisiasi oleh PCINU Tiongkok tersebut melibatkan sekitar 1500 peserta dan panitia, dengan kolaborasi antara kegiatan luring dan daring serta melibatkan pesantren dan kampus setempat sebagai co-host.
Selain diskusi tentang buku “Santri Indonesia di Tiongkok” yang mengisahkan pengalaman kehidupan keislaman, pendidikan, ekonomi, teknologi, sosial budaya, dan hubungan Indonesia-Tiongkok, Gus Imron Rosyadi Hamid, Wakil Sekjen PBNU, juga menyoroti potensi kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok.
“Masa depan dunia itu terletak di China. Ketika Gus Dur menjadi Presiden tahun 2000 pernah menggagas satu ide Poros Jakarta-Peking-New Delhi. Mendahului pemikiran Farid Zakaria, jurnalis CNN yang tahun 2001 menulis satu buku berjudul The Post-American World, yang mengatakan bahwa China menjadi kekuatan baru,” ujar Gus Imron, atau Gus Imron panggilan akrabnya.
Seminar yang dihadiri lebih dari 250 orang ini juga menjadi ajang silaturahim keilmuan serta kesempatan untuk membahas potensi kerjasama pendidikan antara Indonesia dan Tiongkok, seperti yang diungkapkan oleh Yudil Chatim, Atase Pendidikan KBRI Beijing, melalui Zoom.