Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PBNU: Cacat Demokrasi Amerika Serikat
(Foto: PBNU)

PBNU: Cacat Demokrasi Amerika Serikat



Berita Baru, JakartaPengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan bahwa demokrasi di Amerika Serikat (AS) saat ini sudah cacat. Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Said Aqil Soroj, MA dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/6).

Dari itu, Ketua Umum PBNU menyarankan Indonesia tidak perlu melirik Amerika Serikat dalam membangun demokrasi yang selaras dengan jati diri dan karakter bangsa Indonesia sendiri.

Apa yang dismpaikan oleh Kiai Said itu lahir setelah melihat aksi unjuk rasa atas kematin George Floyd meluas ke penjuru kota di AS.

Lebih jauh, Kiai Said menjelaskan bahwa terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS ke-45 menguak borok demokrasi Amerika yang selama ini tampak seperti ‘polisi’ demokrasi di dunia. Kampanye ‘hitam’ yang dilakukan Trump saat Pilpres yang rasis, menunjukkan sentimen negatif atas imigran kulit warna dan kaum Muslim, telah menabung bara api yang meledak hari ini.

“Demokrasi Amerika tengah sekarat karena menghasilkan pemimpin konservatif yang menyeret demokrasi ke titik anti-klimaks dengan retorika-retorika politik liberal yang selama ini dimusuhinya,” terang Kiai Said.

Bagi Ketua Umum PBNU dua periode itu, perubahan haluan yang cukup drastis dari presiden yang diusung Partai Demokrat (Obama) ke presiden yang diusung Partai Republik (Trump), memperlihatkan demokrasi Amerika tidak sekuat yang degembor-gemborkan selama ini.

“Keyakinan Myrdak bahwa pada akhirnya demokrasi akan menang atas rasisme tidak terbukti sampai sekarang. Diskriminasi atas warga Afro-Amerika memicu kerusuhan rasial hingga 11 kali dalam setengah abad sejak 1965,” tambahnya.

Lanjut, Kiai Said, NU punya pandangan bahwa demokrasi masih merupakan sistem terbaik yang sejalan dengan konsep syura’ dalam Islam.

“NU menolak penyeragaman demokrasi liberal ala Amerika sebagai satu-satunya sistem terbaik untuk mengatur negara dan pemerintahan,” tegas Kiai Said.

Dalam hemat NU, kerusuhan di Amerika penting sebagai refleksi yang serius, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, di mana pun.