Paus Rela Berlutut di Jalan Demi Berakhirnya Pertumpahan Darah Myanmar
Berita Baru, Internasional – Pimpinan Gereja Katolik Vatikan, Paus Fransiskus, rela berlutut di jalanan Myanmar demi berakhirnya pertumpahan darah dalam dalam krisis politik yang melanda negara itu.
Seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (17/3), Paus Fransiskus menyampaikan hal itu dalam ceramah di Vatikan.
“Saya kembali, dengan sangat sedih, harus menceritakan kembali situasi di Myanmar, di mana banyak orang, terutama para muda-mudi, merelakan nyawa untuk memberi harapan bagi negeri mereka,” kata Paus Fransiskus.
“Saya juga bersedia berlutut di jalanan Myanmar dan mengatakan: semoga kekerasan berakhir. Saya juga akan membuka tangan dan mengatakan: semoga dialog berhasil,” lanjut Paus Fransiskus.
Pada 3 Maret lalu, Paus Fransiskus mengungkapkan rasa prihatin melalui cuitan di akun resmi Twitter miliknya atas kekerasan yang menimpa rakyat di Myanmar dan aksi represif junta militer. Dia mendesak militer Myanmar untuk memprioritaskan dialog ketimbang melakukan tindakan represif.
Pernyataan Paus Fransiskus kemungkinan terinspirasi dari sikap biarawati Gereja Katolik di Myanmar yang berlutut di hadapan aparat keamanan dan memohon supaya kekerasan diakhiri.
Sampai saat ini jumlah korban tewas dalam gelombang unjuk rasa di Myanmar sudah mencapai lebih dari 200 orang. Jumlah itu merujuk kepada data yang disampaikan lembaga Bantuan Perhimpunan bagi Tahanan Politik Myanmar.
Ribuan warga Myanmar memilih untuk kabur setelah ketegangan antara massa anti-kudeta militer dengan pasukan keamanan terus memakan korban jiwa.
Junta militer Myanmar juga mengancam akan menjatuhkan hukuman mati kepada seluruh demonstran, terutama di kota-kota yang telah menetapkan status darurat militer.