Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Paus Fransiskus Ratapi Penurunan Kelahiran Anak. Foto: AP.
Paus Fransiskus Ratapi Penurunan Kelahiran Anak. Foto: AP.

Paus Fransiskus Ratapi Penurunan Kelahiran Anak



Berita Baru, Roma – Dalam sebuah pidato mingguannya di depan Basillika Santo Petrus, Paus Fransiskus ratapi penurunan kelahiran anak di Italia dan memperingatkan bahwa penurunan tersebut merupakan ancaman bagi masa depan negara itu.

“Musim dingin demografis benar-benar mengkhawatirkan, setidaknya di sini di Italia,” kata paus.

Menurut kantor statistik Italia (ISTAT), jumlah angka kelahiran anak di Italia tahun lalu mencapai level terendah sejak penyatuan Italia pada tahun 1861 dan angka tersebut turun selama 12 tahun berturut-turut.

“Sepertinya banyak orang telah kehilangan keinginan untuk memiliki anak. Banyak pasangan lebih memilih untuk tidak memiliki anak atau hanya memiliki satu anak. … Ini adalah tragedi … yang bertentangan dengan keluarga kita, negara kita, dan masa depan kita,” tambahnya.

Kantor statistik ISTAT melaporkan bahwa terdapat 404.892 kelahiran pada Italia tahun lalu, turun 15.192 dari tahun 2019. Kemudian terdapat 746.146 kematian pada 2020 karena populasi turun menjadi 59,3 juta.

ISTAT mengatakan penurunan kelahiran terus berlanjut tahun ini, menambahkan bahwa pandemi COVID-19 tampaknya menjadi faktor penurunan tersebut.

Selain itu, pada hari yang sama, Paus Fransiskus juga menulis surat sebagai peringatan Hari Raya Katolik Roma.

Dalam surat tersebut, ia mendorong pasangan muda yang sudah menikan untuk tidak bercerai, serta memberikan tiga kunci sukses dalam pernikahan.

Surat itu menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 telah memperburuk beberapa masalah keluarga. Penguncian dan karantina telah memaksa keluarga untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama.

Namun dia mencatat bahwa kebersamaan yang dipaksakan seperti itu terkadang menguji kesabaran orang tua dan saudara kandung dan dalam beberapa kasus menyebabkan kesulitan.

“Masalah yang sudah ada sebelumnya diperparah, menciptakan konflik yang dalam beberapa kasus menjadi hampir tak tertahankan. Bahkan banyak yang mengalami putusnya suatu hubungan,” tulis Francis, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Dia menawarkan dukungannya kepada keluarga-keluarga itu dan mengingatkan orang tua bahwa putusnya pernikahan sangat sulit bagi anak-anak, yang memandang orang tua mereka sebagai sumber stabilitas, cinta, kepercayaan, dan kekuatan yang konstan.

Putusnya pernikahan menyebabkan penderitaan yang luar biasa, karena banyak harapan yang pupus, dan kesalahpahaman dapat menyebabkan pertengkaran dan luka yang tidak mudah disembuhkan, tulis Paus Fransiskus.

“Anak-anak akhirnya harus menderita rasa sakit melihat orang tua mereka tidak lagi bersama,” tulisnya.

Ia mengimbau para orang tua untuk terus mencari bantuan untuk mengatasi konflik, termasuk melalui doa. “Ingat juga bahwa pengampunan menyembuhkan setiap luka,” katanya.

Dia mengulangi pengulangan yang sering dia gunakan ketika bertemu dengan keluarga dan pasangan yang sudah menikah, menyebutkan tiga kata terpenting dalam pernikahan: “Tolong, terima kasih dan maaf.”

“Setelah setiap pertengkaran, jangan biarkan hari berakhir tanpa berdamai,” tulisnya.