Pasca Kunjungan PM Ethiopia, 102 Orang Tewas dalam Pembantaian di Ethiopia Barat
Berita Baru, Internasional – Lebih dari 100 orang tewas di wilayah barat Benishangul-Gumuz Ethiopia, dalam pembantaian terbaru di sepanjang garis etnis di negara itu.
Saksi dan pihak berwenang, seperti dilansir dari The Guardian, Jumat (24/12), mengatakan bahwa setidaknya 102 orang tewas dalam serangan pada Rabu pagi di wilayah Metekel.
Serangan itu terjadi sehari setelah perdana menteri, Abiy Ahmed, mengunjungi wilayah itu dan berbicara tentang perlunya mengadili mereka yang bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini.
Serangan tersebut terpisah dari konflik mematikan di wilayah Tigray utara Ethiopia di mana semenjak awal November pasukan Ethiopia dan pasukan regional sekutu mulai memerangi pasukan regional Tigray.
Pasukan federal yang dikerahkan di wilayah l terpadat kedua di Afrika dikerahkan untuk terganggunya stabilitas keamanan.
Bahkan sebelum perang Tigray meletus bulan lalu, pemerintah Abiy kini sedang bergulat dengan meningkatnya rasa tidak aman di banyak wilayah di Ethiopia. setelah Abiy menjabat pada 2018, menurut perkiraan PBB, kekerasan antara kelompok-kelompok yang memperebutkan tanah dan sumber daya lainnya telah memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka
Ketegangan dan konflik etnis menjadi tantangan besar karena PM ethiopia Abiy dalam kepemerintahanya mencoba mempromosikan persatuan nasional di negara dengan lebih dari 80 kelompok etnis.
Belay Wajera, seorang petani di kota barat Bulen, mengatakan kepada Reuters bahwa dia menghitung 82 mayat di ladang dekat rumahnya setelah serangan fajar pada Rabu. Dia dan keluarganya terbangun karena suara tembakan dan lari keluar rumah mereka saat para pria berteriak “tangkap mereka”, katanya. Istri dan lima anaknya ditembak mati; dia ditembak di pantat, sementara empat anak lainnya melarikan diri dan sekarang hilang.
Penduduk kota lainnya, Hassen Yimama, mengatakan orang-orang bersenjata menyerbu daerah itu sekitar pukul 6 pagi (0300 GMT). Dia mengatakan kepada Reuters bahwa dia menghitung 20 mayat di lokasi berbeda. Untuk mengamankan diri Dia mengambil senjatanya sendiri menembak perutnya.
Seorang petugas medis setempat mengatakan dia dan rekannya telah merawat 38 orang yang terluka, sebagian besar menderita luka tembak. Pasien telah memberi tahu dia tentang kerabat yang terbunuh dengan pisau, dan orang-orang bersenjata yang membakar rumah dan menembak orang-orang yang mencoba melarikan diri, katanya.
“Kami tidak siap untuk ini dan kami kehabisan obat,” kata seorang perawat di fasilitas yang sama kepada Reuters, perawat tersebut menambahkan bahwa seorang anak berusia lima tahun telah meninggal saat dipindahkan ke klinik.
Serangan itu terjadi sehari setelah perdana menteri dan kepala staf militer, Birhanu Jula, dan pejabat federal senior lainnya, mengunjungi wilayah itu untuk mendesak stabilitas danperdamaian setelah terjadinya sejumlah konfilk mematikan antara kelompok etnis yang bersaing dalam beberapa bulan terakhir. Serangan terbaru sebelumnya di daerah itu terjadi pada 14 November, ketika orang-orang bersenjata menargetkan sebuah bus dan menewaskan 34 orang.
“Keinginan musuh untuk memecah belah Etiopia dengan konflik etnis dan agama masih ada. Keinginan ini tidak akan terpenuhi, ” cuit Abiy lewat tweet pada hari Selasa bersama dengan foto-foto pertemuannya hari itu di kota Metekel. Dia mengatakan bahwa warga menyuarakan keinginan untuk perdamaian.
Sedangkan berkaitan dengan insiden serangan pada hari Rabu di wilayah Metekel. juru bicara perdana menteri belum memberikan tanggapan.